Kisah Pasukan Mataram Runtuhkan Benteng Kokoh Jepara Warisan Ratu Kalinyamat
loading...
A
A
A
Kerajaan Mataram Islam konon susah payah menaklukkan wilayah Jepara. Saat itu berdiri Kerajaan Kalinyamat yang memiliki benteng kokoh dan prajurit yang kuat. Peristiwa penaklukkan itu terjadi semasa Panembahan Senopati berkuasa di Jepara.
Saat itu Panembahan Senopati hendak menaklukkan Jepara, salah satu wilayah yang ada di pesisir utara Jawa. Peristiwa yang disebut Bedahe Kalinyamat atau Kutha Bedah, yang berarti kota yang runtuh, membuat wilayah kekuasaan Kesultanan Mataram meluas.
Kutha Bedah merupakan sebuah tempat penting dalam Kerajaan Kalinyamat yang kini secara administratif masuk wilayah di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kerajaan Kalinyamat adalah sebuah kerajaan yang berada di Jepara.
Dulunya, Kalinyamat dan Jepara ini merupakan sebuah Kadipaten di bawah kekuasaan Kasultanan Demak.
Namun, karena Kerajaan Demak saat itu dipimpin Sunan Prawoto dan Arya Penangsang membunuh Sultan Hadlirin, maka Wilayah Kalinyamat dan Jepara muncul sebagai Kerajaan dengan wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Kudus, Pati, Juwana, Rembang, Mataram.
Dikutip dari ‘Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” dikisahkan bagaimana keberhasilan Mataram untuk menyerang Jepara. Padahal sebelumnya Kerajaan Kalinyamat begitu susah diterobos karena kokohnya benteng pertahanan yang dibuat
Benteng kerajaan itu konon membentang melindungi wilayah ibu kota kerajaan. Bahkan konon penjagaan ketat dari para prajurit kuat nan hebat juga terlihat di beberapa area benteng Kerajaan Kalinyamat.
Pada saat Mataram telah memporak-porandakan benteng Kerajaan Kalinyamat, kerajaan di Jepara ini sudah tidak dipimpin oleh Sang Ratu, tetapi oleh Pangeran Arya Jepara, yang merupakan anak Sultan Maulana Hasanudin dari Kesultanan Banten.
Pangeran, yang tercatat pernah berusaha menduduki takhta Banten dan berhasil menduduki Bawean ini, berkuasa sampai tahun 1599.
Kekuasaannya berakhir karena serangan Panembahan Senopati dari Mataram ini. Akibat gelombang ekspansi dari Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati, Jepara berhasil dikuasai Mataram dan kota Kalinyamat pun dihancurkan.
Dalam serangan Panembahan Senopati ini, tidak diketahui tentang nasib keluarga penguasa dan orang-orang penting Jepara waktu itu. Sejak saat itu pula Jepara kemudian menjadi bagian dari Mataram.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Saat itu Panembahan Senopati hendak menaklukkan Jepara, salah satu wilayah yang ada di pesisir utara Jawa. Peristiwa yang disebut Bedahe Kalinyamat atau Kutha Bedah, yang berarti kota yang runtuh, membuat wilayah kekuasaan Kesultanan Mataram meluas.
Kutha Bedah merupakan sebuah tempat penting dalam Kerajaan Kalinyamat yang kini secara administratif masuk wilayah di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kerajaan Kalinyamat adalah sebuah kerajaan yang berada di Jepara.
Dulunya, Kalinyamat dan Jepara ini merupakan sebuah Kadipaten di bawah kekuasaan Kasultanan Demak.
Namun, karena Kerajaan Demak saat itu dipimpin Sunan Prawoto dan Arya Penangsang membunuh Sultan Hadlirin, maka Wilayah Kalinyamat dan Jepara muncul sebagai Kerajaan dengan wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Kudus, Pati, Juwana, Rembang, Mataram.
Dikutip dari ‘Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” dikisahkan bagaimana keberhasilan Mataram untuk menyerang Jepara. Padahal sebelumnya Kerajaan Kalinyamat begitu susah diterobos karena kokohnya benteng pertahanan yang dibuat
Benteng kerajaan itu konon membentang melindungi wilayah ibu kota kerajaan. Bahkan konon penjagaan ketat dari para prajurit kuat nan hebat juga terlihat di beberapa area benteng Kerajaan Kalinyamat.
Pada saat Mataram telah memporak-porandakan benteng Kerajaan Kalinyamat, kerajaan di Jepara ini sudah tidak dipimpin oleh Sang Ratu, tetapi oleh Pangeran Arya Jepara, yang merupakan anak Sultan Maulana Hasanudin dari Kesultanan Banten.
Pangeran, yang tercatat pernah berusaha menduduki takhta Banten dan berhasil menduduki Bawean ini, berkuasa sampai tahun 1599.
Kekuasaannya berakhir karena serangan Panembahan Senopati dari Mataram ini. Akibat gelombang ekspansi dari Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati, Jepara berhasil dikuasai Mataram dan kota Kalinyamat pun dihancurkan.
Dalam serangan Panembahan Senopati ini, tidak diketahui tentang nasib keluarga penguasa dan orang-orang penting Jepara waktu itu. Sejak saat itu pula Jepara kemudian menjadi bagian dari Mataram.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(ams)