Kisah Sarijo, Anggota TNI Asal Bantul Yang Tak Malu Usaha Sampingan Jualan Sate Kronyos

Minggu, 16 Juni 2024 - 17:30 WIB
loading...
Kisah Sarijo, Anggota...
Sarijo, tidak malu berjualan sate kronyos meski berstatus sebagai seorang anggota TNI. Foto/Yohanes Demo.
A A A
BANTUL - Memiliki kehidupan yang mapan, berkecukupan dan bisa membahagiakan anak, istri adalah impian semua laki-laki. Tak jarang, seorang kepala keluarga rela melakukan apa pun untuk mewujudkan cita-cita itu.

Hal itu pulalah yang dilakukan oleh Sarijo. Pria yang berprofesi sebagai anggota TNI yang bertugas di Koramil Panggang, Gunungkidul. Dia rela berjualan sate kronyos di sela-sela tugasnya sebagai abdi negara.

Profesi sebagai penjual sate kronyos itu sudah dilakoni Serda Sarijo sejak tahun 2017. Setiap hari, sepulang dinas, Sarijo berkeliling menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi mencari titik keramaian untuk menjajakan dagangannya.



Awalnya, Sarijo sempat grogi saat berjualan atau melayani pembeli. Akan tetapi, seiring waktu, dia terbiasa dan luwes melayani pembeli yang kian banyak.

"Ya awalnya grogi, tapi setelah seminggu saya jualan sudah biasa," katanya saat ditemui berjualan di JJLS, Baros, Hargosari, Kretek, Bantul, Minggu (16/6/2024).

Sarijo mengaku sudah menjadi anggota TNI sejak tahun 1996. Saat ini, di usianya yang ke-50 tahun, mulai berpikir untuk mencari kesibukan ketika saat pensiun.

"Awalnya untuk persiapan masa pensiun, biar ketika saya pensiun tetap ada penghasilan dan pekerjaan," ucapnya.



Semua itu, kata dia, tak lain agar bisa membahagiakan istri dan ketiga anaknya. Terlebih, apa yang dia lakukan tidak merugikan orang lain, dan usahanya halal. “Kenapa harus malu, asalkan halal, tidak mencuri,” katanya.

Untuk lokasi berjualan, Sarijo awalnya berpindah-pindah. Namun, saking banyaknya pembeli, sekarang ia lebih sering berjualan di depan Kantor Kapanewon, Panggang.

Setiap harinya, sepulang berdinas, mulai pukul 14.30 WIB, dia akan mempersiapkan dagangan dengan gerobak motor. "Jadi yang nyiapin semuanya istri, saya tinggal masukin ke gerobak yang buat keliling," tuturnya.

Sarijo yang tinggal di Dusun Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Pundong, Bantul itu mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 300-400 tusuk sate kronyos. Satu tusuk sate, dia jual dengan harga Rp2.000.
Kisah Sarijo, Anggota TNI Asal Bantul Yang Tak Malu Usaha Sampingan Jualan Sate Kronyos


Tak ada hari libur baginya. Hanya saja, ketika ada tugas dalam kedinasan yang belum selesai, dia tidak berjualan seperti biasanya.

"Tetap bagi saya yang utama adalah dinas. Pimpinan juga memaklumi, pesannya ya yang paling utama dinas," paparnya.

Sementara, salah seorang pembeli, Dwiningsih Handayani warga Bantul mengaku sate kronyos buatan Sarijo memiliki rasa yang nikmat. Pedas, gurih dan manis bercampur menjadi satu rasa yang enak di dalam mulut.

"Saya baru pertama kali coba, soalnya saya biasanya enggak suka sama wanginya. Tapi tadi ini dari wanginya sudah enak, gurih, pedas, asin campur jadi satu, enak," katanya.

Tak hanya itu, Dwi mengaku tidak menyukai sate kronyos karena biasanya saat dimakan akan meninggalkan sisa lemak yang menempel di mulut. Tetapi, sate kronyos buatan Sarijo sama sekali tidak menempel, meski kandungan lemaknya sangat banyak.

"Kalau lemak itu kan biasanya suka nempel di mulut, ya. Tapi ini enggak, selain nikmat juga enggak nempel," ujarnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2509 seconds (0.1#10.140)