Pilkada Selayar 2020 Berpotensi Hanya Diikuti 2 Pasangan Calon
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pilkada Kepulauan Selayar 2020 berpotensi hanya diikuti dua pasangan calon. Dari tiga pasangan bakal calon yang sudah muncul, paket Prof Akbar Silo-Daeng Marowa terancam gagal bertarung.
Pasangan Bupati petahana Muh Basli Ali-Saiful Arif (BAS) sudah mengamankan Golkar 10 kursi, PDIP 1 kursi dan Nasdem 1 kursi dari syarat yakni hanya 5 kursi. Paket Wakil Bupati petahana Zainuddin-Aji Sumarno (ZAS) sudah memiliki Demokrat 3 kursi, PKB 1 kursi dan jalur perseorangan sebagai cadangan. Dua paket ini punya peluang paling besar melenggang ke pilkada Selayar 2020.
Sedangkan Prof Akbar Silo-Daeng Marowa (Pasmo Daeng) baru mengamankan restu Gerindra 3 kursi dan Hanura 1 kursi. Paket ini butuh tambahan 1 kursi lagi untuk maju. Sehingga potensinya besar gagal maju.
Tersisa PKS 2 kursi dan PAN 3 kursi yang belum mengambil sikap di pilkada Selayar 2020. Kedua partai ini pun menjadi penentu apakah pertarungan berlangsung dua pasangan atau diikuti tiga pasangan.
Khusus PKS, ZAS mengklaim sudah mengamankannya. Tinggal menunggu jadwal penyerahan rekomendasinya dalam waktu dekat ini.
"Alhamdulillah sudah deal. Kita sisa menunggu penyerahan rekomendasinya saja," kata Zainuddin yang juga Wabub Kepulauan Selayar ini.
Ketua DPD PKS Kepulauan Selayar, Arfianto mengamini pernyataan Zainuddin. Anto tak menepis jika partainya lebih condong ke ZAS dibanding Pasmo Daeng yang namanya juga diusulkan DPD ke DPW dan DPP.
"Kami lihat, Prof Akbar Silo lebih memprioritaskan partai lain dibanding PKS. Apalagi komunikasi Pak Zainuddin lebih intens. Tapi kami belum bisa sampaikan, karena SKnya belum keluar dari DPP," ucap Anto.
Dia menuturkan nilai tawar ZAS untuk diusung PKS juga besar. Dikarenakan Eni Sutiyono istri Zainuddin merupakan legislator DPRD Selayar saat ini.
"Tentu itu masuk dalam pertimbangan kami. Apalagi beliau (Eni Sutiyono) dua periode (legislator) di PKS. Kita tunggu saja keputusan DPP, dalam waktu dekat ini sudah keluar," sebut Anto.
Soal potensi dua pasangan, eks legislator DPRD Selayar ini juga tak menepisnya. Dia mengaku isu tersebut memang sedang hangat akhir-akhir ini di pilkada Selayar 2020.
"Infonya memang seperti itu, ini yang sedang dibicarakan. Tapi kan kita tidak tahu nantinya. Kita tunggu sikap PKS dan PAN lah bagaimana," tegasnya.
Tersisa PAN yang menjadi harapan terakhir Pasmo Daeng untuk mencukupkan kursinya bertarung di pilkada Selayar 2020. Jika partai matahari terbit ini lebih mengusung BAS atau ZAS, maka Pasmo Daeng dipastikan gagal maju dan pertarungan hanya akan melibatkan dua pasangan saja.
Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi menuturkan usungan partainya sudah mengerucut. Namun dia enggan membeberkannya ke publik, sebelum SK rekomendasi ada di tangannya.
"Sudah ada di DPP, sisa menunggu rekomendasinya turun. Kita juga tidak bisa sebutkan, karena belum ada SK yang kita pegang," ungkap Kahfi.
Disinggung soal posisi PAN yang jadi penentu di pilkada Selayar 2020, anggota DPR RI ini tak mau berkomentar banyak. Kahfi tetap tak mau membeberkan usungan partainya.
"Intinya tunggu saja. Minggu-Minggu ini mungkin sudah keluar. Kami juga tak bisa bocorkan sebelum ada sikap DPP," jelas Kahfi.
Prof Akbar Silo dan jubirnya Saharuddin saat dikonfimasi tak memberi jawaban. Nomor yang sering dihubungi tak dijawab dan tidak memberi respons.
Pasangan Bupati petahana Muh Basli Ali-Saiful Arif (BAS) sudah mengamankan Golkar 10 kursi, PDIP 1 kursi dan Nasdem 1 kursi dari syarat yakni hanya 5 kursi. Paket Wakil Bupati petahana Zainuddin-Aji Sumarno (ZAS) sudah memiliki Demokrat 3 kursi, PKB 1 kursi dan jalur perseorangan sebagai cadangan. Dua paket ini punya peluang paling besar melenggang ke pilkada Selayar 2020.
Sedangkan Prof Akbar Silo-Daeng Marowa (Pasmo Daeng) baru mengamankan restu Gerindra 3 kursi dan Hanura 1 kursi. Paket ini butuh tambahan 1 kursi lagi untuk maju. Sehingga potensinya besar gagal maju.
Tersisa PKS 2 kursi dan PAN 3 kursi yang belum mengambil sikap di pilkada Selayar 2020. Kedua partai ini pun menjadi penentu apakah pertarungan berlangsung dua pasangan atau diikuti tiga pasangan.
Khusus PKS, ZAS mengklaim sudah mengamankannya. Tinggal menunggu jadwal penyerahan rekomendasinya dalam waktu dekat ini.
"Alhamdulillah sudah deal. Kita sisa menunggu penyerahan rekomendasinya saja," kata Zainuddin yang juga Wabub Kepulauan Selayar ini.
Ketua DPD PKS Kepulauan Selayar, Arfianto mengamini pernyataan Zainuddin. Anto tak menepis jika partainya lebih condong ke ZAS dibanding Pasmo Daeng yang namanya juga diusulkan DPD ke DPW dan DPP.
"Kami lihat, Prof Akbar Silo lebih memprioritaskan partai lain dibanding PKS. Apalagi komunikasi Pak Zainuddin lebih intens. Tapi kami belum bisa sampaikan, karena SKnya belum keluar dari DPP," ucap Anto.
Dia menuturkan nilai tawar ZAS untuk diusung PKS juga besar. Dikarenakan Eni Sutiyono istri Zainuddin merupakan legislator DPRD Selayar saat ini.
"Tentu itu masuk dalam pertimbangan kami. Apalagi beliau (Eni Sutiyono) dua periode (legislator) di PKS. Kita tunggu saja keputusan DPP, dalam waktu dekat ini sudah keluar," sebut Anto.
Soal potensi dua pasangan, eks legislator DPRD Selayar ini juga tak menepisnya. Dia mengaku isu tersebut memang sedang hangat akhir-akhir ini di pilkada Selayar 2020.
"Infonya memang seperti itu, ini yang sedang dibicarakan. Tapi kan kita tidak tahu nantinya. Kita tunggu sikap PKS dan PAN lah bagaimana," tegasnya.
Tersisa PAN yang menjadi harapan terakhir Pasmo Daeng untuk mencukupkan kursinya bertarung di pilkada Selayar 2020. Jika partai matahari terbit ini lebih mengusung BAS atau ZAS, maka Pasmo Daeng dipastikan gagal maju dan pertarungan hanya akan melibatkan dua pasangan saja.
Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi menuturkan usungan partainya sudah mengerucut. Namun dia enggan membeberkannya ke publik, sebelum SK rekomendasi ada di tangannya.
"Sudah ada di DPP, sisa menunggu rekomendasinya turun. Kita juga tidak bisa sebutkan, karena belum ada SK yang kita pegang," ungkap Kahfi.
Disinggung soal posisi PAN yang jadi penentu di pilkada Selayar 2020, anggota DPR RI ini tak mau berkomentar banyak. Kahfi tetap tak mau membeberkan usungan partainya.
"Intinya tunggu saja. Minggu-Minggu ini mungkin sudah keluar. Kami juga tak bisa bocorkan sebelum ada sikap DPP," jelas Kahfi.
Prof Akbar Silo dan jubirnya Saharuddin saat dikonfimasi tak memberi jawaban. Nomor yang sering dihubungi tak dijawab dan tidak memberi respons.
(luq)