Siaga! Gunung Semeru 16 Kali Letusan Erupsi dan Muncul Getaran Banjir Lahar

Rabu, 24 April 2024 - 18:23 WIB
loading...
Siaga! Gunung Semeru 16 Kali Letusan Erupsi dan Muncul Getaran Banjir Lahar
Gunung Semeru erupsi sebanyak empat kali sepanjang Rabu (24/4/2024). Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik dari kawah. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
LUMAJANG - Gunung Semeru erupsi sebanyak empat kali sepanjang Rabu (24/4/2024). Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik dari kawah.

Dari informasi yang dihimpun, Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik terjadi tiga kali pada Rabu pagi (24/4/2024).



Erupsi awal yang terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) terjadi pukul 05.47 WIB, dengan ketinggian hingga 600 meter di atas kawah.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.



Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.14 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik 600 meter dari puncak kawah, dengan kolom abu teramati berwarna putih, hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.

Gunung Semeru kembali erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik pada Rabu pagi (24/4/2024) pukul 06.46 WIB dengan ketinggian abu teramati mencapai 600 meter dari puncak kawah.


Sedangkan, abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 95 detik.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu 24 April pukul 16.37 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 m di atas puncak," ucap Sigit Rian Alfian, petugas Pos PGA Semeru, pada Rabu (24/4/2024) petang.

Kolom abu disebut Sigit, teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 80 detik.

Sepanjang hari Rabu sejak pukul 00.00 - 12.00 WIB, setidaknya ada 16 kali aktivitas letusan atau erupsi, yang terekam dari seismograf.

Rinciannya aktivitas letusan atau erupsi pada pukul 00.00 - 06.00, sebanyak 10 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 17-21 mm, dan lama gempa 70-105 detik.

Kemudian antara pukul 06.00 - 12.00 WIB, terjadi enam kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 20-22 mm, dan lama gempa 70-115 detik.

Petugas juga mencatat sepanjang Rabu dini hari hingga pagi tadi, setidaknya ada 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 41 detik, serta tiga kali gempa vulkanik dalam, dengan amplitudo 14-16 mm, S-P 1.52-3.05 detik dan lama gempa 10-14 detik.

"Sedangkan berdasarkan laporan pengamatan Gunung Semeru pukul 06.00 - 12.00 WIB terjadi satu kali gempa harmonik, dengan amplitudo 8 mm, dan lama gempa 166 detik," tutur Sigit kembali.

"Kemudian terjadi dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 24-32 mm, S-P 13-18 detik dan lama gempa 41-82 detik. Kesimpulannya status Gunung Semeru di level III (siaga)," tambahnya.

Pos PGA juga sempat mencatat aktivitas getaran dari banjir lahar dingin dari Gunung Semeru.

Getaran banjir ini dimulai sejak sekitar pukul 12.40 WIB, dengan amplitudo maksimal 10 mm, kemudian disusul pukul 12.46 dengan amplitudo maksimal 15 mm, hingga terakhir getaran banjir terekam pukul 14.01 WIB.

"Kami imbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi)," ucapnya.

Di luar jarak tersebut, ia meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

"Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," jelasnya.

Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Gunung Semeru sempat diguyur hujan deras selama lebih dari satu jam hingga berdampak banjir bandang lahar dingin, pada Kamis malam (18/4/2024).

Akibatnya dua warga yang merupakan pasangan suami istri (Pasutri) ditemukan tewas terbawa arus sungai di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Sedangkan ada sekitar 200 orang yang disebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengungsi secara mandiri ke rumah sanak saudara, keluarga, dan tetangga.

Mereka yang mengungsi merupakan warga yang berada di bantaran sungai yang dialiri lahar dingin Gunung Semeru.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.5065 seconds (0.1#10.140)