4 Fakta Batalion Netzah Yehuda, Unit Militer Israel yang Dijatuhi Sanksi oleh AS

Selasa, 23 April 2024 - 15:36 WIB
loading...
4 Fakta Batalion Netzah Yehuda, Unit Militer Israel yang Dijatuhi Sanksi oleh AS
Batalion Netzah Yehuda merupakan salah satu unit militer Israel. Foto/hilel meir
A A A
TEL AVIV - Batalion Netzah Yehuda yang merupakan salah satu unit militer Israel kini tengah berada di ujung tanduk setelah ada kabar yang menyebutkan jika mereka akan mendapat sanksi dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel atas perlakuan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat, media Israel melaporkan.

Berkaitan dengan rencana pemberian sanksi ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jika tindakan seperti itu akan menjadi “puncak absurditas dan kemerosotan moral,” pada saat pasukannya memerangi Hamas di Gaza.

Netanyahu berjanji akan “bertindak dengan segala cara” untuk menolak keputusan tersebut.

4 Fakta Batalion Netzah Yehuda Israel


1. Dibentuk Pada Tahun 1999


Dikutip dari Washington Post, Batalyon Netzah Yehuda juga dikenal sebagai Batalyon ke-97 Brigade Infanteri Kfir, adalah unit yang terdiri dari tentara ultra Ortodoks atau Haredi.

Organisasi ini dibentuk pada tahun 1999 untuk memungkinkan rekrutan agama bertugas di militer, meski sebagian besar beroperasi di Ramallah dan Jenin, sekarang mereka mengambil bagian dalam perang Gaza.

2. Kontroversi Batalion Netzah Yehuda yang Disorot AS


Sebelum akan mendapat sanksi dari AS, Batalion Netzah Yehuda Israel sempat dirundung tuduhan pelecehan terhadap warga Palestina, menurut laporan media lokal.

Kemudian di tahun 2022, seorang komandan batalion ditegur dan komandan peleton serta komandan kompi dicopot dari jabatannya karena dianggap bertanggung jawab atas kematian Omar Assad, seorang pria Palestina-Amerika Serikat berusia 78 tahun yang ditahan di pos pemeriksaan Tepi Barat.

Assad, mantan pemilik toko kelontong di Milwaukee, dilaporkan menderita serangan jantung akibat stres yang kemungkinan disebabkan karena diikat, disumpal, dan ditahan pasukan Israel.

IDF menambahkan kematiannya adalah akibat dari “kegagalan moral dan pengambilan keputusan yang buruk” oleh tentara yang menahannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)