Belajar Mengenal Burung di Istana Penangkaran Burung Wukirsari

Kamis, 06 Desember 2018 - 21:37 WIB
Belajar Mengenal Burung di Istana Penangkaran Burung Wukirsari
Belajar Mengenal Burung di Istana Penangkaran Burung Wukirsari
A A A
WARGA Yogyakarta memang kreatif. Banyak bermunculan destinasi baru hasil kreasi warga. Di Dusun Karangtalun, Wukirsari, Imogiri, Bantul contohnya. Di dusun yang terletak di bawah perbukitan ini ada destinasi baru Istana Penangkaran Burung (IPB). Selain sebagai objek wisata, di lokasi ini juga dijadikan tempat untuk belajar dan melestarikan alam.

Sesuai namanya, di lokasi ini layaknya istana bagi ratusan spesies burung. Begitu masuk, kita akan melihat berbagai jenis burung seperti murai, beo, burung hantu, lovebird, murai batu, parkit, kenari, cucakrowo, hingga perkutut. Di tempat ini ada juga spesies burung yang dilindungi seperti burung gagak, elang hitam dan kakatua.

Begitu masuk, telinga kita akan disuguhi berbagai suara indah dari burung-burung di lokasi ini. Burung-burung itu ada yang ditempatkan di sangkar besar, deretan sangkar kecil, bahkan ada wahana khusus yang disediakan agar pengujung bisa berinteraksi langsung dengan burung. Di tempat ini pengunjung bisa berfoto langsung dengan burung yang sudah jinak atau sekedar mencoba memegang burung. Burung-burug ini akan menurut saat diletakkan di pundak, di lengan atau bahkan di kepala.

Lokasi penangaran burung ini juga sangat asri. Lokasinya berada di sebuah lereng yang sejuk. Banyak pepohonan yang rimbun. Ada juga air terjun yang hanya ada jika musim hujan. Pengelola juga menempatkan sejumlah gazebo. Jalan berundak berkelok dengan setiap sudut ditempatkan kandang burung makin menambah suasana menawan.

Puas bermain dan berfoto dengan burung pengunjung bisa sekedar leyeh-leyeh di gazebo yang disediakan sambil menikmati hidangan tradisonal yang ada di tempat itu. Namun hati-hati, angin semilir sepoi-sepoi dan pemadangan alam yang menawan ini diiringi suara kicauan burung ini bisa menghipnotis mata kita. Tanpa disadari kita yang bisa tertidur di tempat ini.

"Usai lihat burung, leyeh-leyeh dan tiduran di sini nikmat banget," ujar salah satu pengujung, Santoso, warga Bambanglipuro, Bantul.

Pengelola IPB, Agung Trisnawanto wahana penangkaran burung ini mulai dibangun sejak 2015 dan baru diresmikan pada Desember 2017 silam. Ide awal pembangunan IPB ini dari rasa keprihatinan atas ekpolitasi burung di alam. "Di Wukirsari ini mayoritas penduduknya adalah penjual burung. Mereka menangkap dari alam kemudian dijual. Lama-lama burung bisa habis," ujar Agung kepada rombongan wartawan dan Dinas Pariwsata Bantul yang datang ke IPB, Rabu (5/12/2018) siang.

Prihatin dengan kondisi ini, Agung kemudian mengajak masyarakat sekitar untuk melestarikan burung. Awalnya dia mengandeng para tetangganya untuk diajari cara menangkarkan burung. Burung perkutut yang jadi pilihan. Lantaran mudah dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, Agung kemudian meminjamkan 20 pasang burung perkutut untuk ditangkarkan kepada 20 warga di Wukirsari.

"Ternyata dari 20 pasang indukan itu bisa berkembang dengan baik," kata penghobi dan penjual burung ini.

Berawal dari itu, bersama dengan 20 rekan seprofesinya kemudian menggagas mendirikan lokasi penangkaran burung. Kosep awalnya sebagai sarana wisata, edukasi dan pelestarian lingkungan. "Pengunjung kami banyak anak-anak PAUD, TK dan SD kita gratiskan. Mereka ingin mengenal jenis burung, cara merawat dan lain sebagainya," ujar Agung.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Ni NyomanYudiriani menyebut di Bantul saat ini ada 204 objek wisata yang ada di bantul baik yang dikelola pemerintah mapun masyarakat, termasuk IPB ini. Menurut Nyoman, Dinas Pariwsata terus mendampingi objek wisata yang dikelola masyarakat. "Kami ajak mereka dialog, ikut seminar termasuk kita hadirkan pakar pelaku wisata agar mereka bisa terus berkembang," katanya.

Pemda Bantul juga melakukan MoU dengan 16 perguruan tinggi di Yogyakarta untuk mendampingi para pelaku wisata sepert ini. "Kita gandeng juga PT untuk mendampingi mereka agar mereka mampu menangkap tren dan bisa mengembangkan objek wisata yang mereka kelola," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6478 seconds (0.1#10.140)