Manfaatkan Lahan Kosong, Jadikan Agrowisata Labu Madu
loading...
A
A
A
PEKALONGAN - Banyak lahan kosong yang belum tergarap secara maksimal. Agar lebih bermanfaat, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan menggagas agrowisata petik labu madu (cucurbita moschata) di Desa Sinangohprendeng, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
"Jika di beberapa tempat di Pekalongan ada banyak lahan pertanian dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal, kami mencoba mengembangkan agrowisata petik buah labu madu. Dan ini bisa di duplikasi dibeberapa tempat di wilayah Kabupaten Pekalongan," kata Eko Ahmadi, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten, di kebun labu madu, Minggu (16/08/2020).
Ia mengatakan buah labu madu yang dikenal dengan sebutan "pumpkins butternut" atau "butternut squash" itu berbentuk seperti kacang tanah dengan ukuran besar.
Labu ini memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut serta mengandung serat yang tinggi, antioksidan, beta-carotene, vitamin A, dan vitamin B kompleks.
Bahkan, kata dia, buah labu madu diyakini sangat baik jika dimanfaatkan sebagai makanan pendamping air susu ibu (ASI) untuk bayi.
"Tingkat kemanisan akan semakin meningkat setelah buah disimpan minimal dua bulan. Daya simpan buah juga bisa mencapai enam bulan," kata Gus Eko sapaan akrabnya.
Terkait rencana pengembangan agrowisata petik buah labu madu, dia mengatakan hal itu sangat memungkinkan karena di wilayah Kabupaten Pekalongan, 60 persen wilayahnya adalah pertanian.
Selain itu, kata dia, Lahan labu madu kebetulan dekat bagian hulu Kali wedus yang bisa dibuat wisata air.
"Prasarana jalan juga sangat mendukung, untuk mencapai kebun kami sangat mudah. Tempat parkir luas karena," katanya. (Baca juga: Sederhana dan Khidmat, Renungan Suci Hari Kemerdekaan di TMP Semarang)
Kendati demikian, dia belum menyiapkan harga paket untuk agrowisata petik buah labu madu. Saat ini, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan masih sebatas membangkitkan minat bertani dan berkebun pemuda desa. (Baca juga: 21 Pegawainya Positif, Ini Kata Dinkes Gunungkidul)
"Bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto, kami tidak melarangnya, bagian dari rasa syukur diberi keindahan alam sebagai anugerah Allah SWT," katanya.
"Jika di beberapa tempat di Pekalongan ada banyak lahan pertanian dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal, kami mencoba mengembangkan agrowisata petik buah labu madu. Dan ini bisa di duplikasi dibeberapa tempat di wilayah Kabupaten Pekalongan," kata Eko Ahmadi, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten, di kebun labu madu, Minggu (16/08/2020).
Ia mengatakan buah labu madu yang dikenal dengan sebutan "pumpkins butternut" atau "butternut squash" itu berbentuk seperti kacang tanah dengan ukuran besar.
Labu ini memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut serta mengandung serat yang tinggi, antioksidan, beta-carotene, vitamin A, dan vitamin B kompleks.
Bahkan, kata dia, buah labu madu diyakini sangat baik jika dimanfaatkan sebagai makanan pendamping air susu ibu (ASI) untuk bayi.
"Tingkat kemanisan akan semakin meningkat setelah buah disimpan minimal dua bulan. Daya simpan buah juga bisa mencapai enam bulan," kata Gus Eko sapaan akrabnya.
Terkait rencana pengembangan agrowisata petik buah labu madu, dia mengatakan hal itu sangat memungkinkan karena di wilayah Kabupaten Pekalongan, 60 persen wilayahnya adalah pertanian.
Selain itu, kata dia, Lahan labu madu kebetulan dekat bagian hulu Kali wedus yang bisa dibuat wisata air.
"Prasarana jalan juga sangat mendukung, untuk mencapai kebun kami sangat mudah. Tempat parkir luas karena," katanya. (Baca juga: Sederhana dan Khidmat, Renungan Suci Hari Kemerdekaan di TMP Semarang)
Kendati demikian, dia belum menyiapkan harga paket untuk agrowisata petik buah labu madu. Saat ini, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan masih sebatas membangkitkan minat bertani dan berkebun pemuda desa. (Baca juga: 21 Pegawainya Positif, Ini Kata Dinkes Gunungkidul)
"Bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto, kami tidak melarangnya, bagian dari rasa syukur diberi keindahan alam sebagai anugerah Allah SWT," katanya.
(boy)