BNPB: Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Jum'at, 15 Maret 2024 - 17:52 WIB
loading...
BNPB: Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Bencana Hidrometeorologi
BNPB melaporkan sejumlah wilayah di Pantura Jawa Tengah mengalami bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem. Foto/BNPB
A A A
SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah di Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah mengalami bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem.

Bencana ini ditandai dengan munculnya intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang yang terpantau melalui satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan, adanya konsentrasi awan yang memicu cuaca ekstrem. Ditandai adanya awan warna merah-oranye pada peta satelit di sepanjang garis pantai mulai dari Kabupaten Pekalongan.

"Juga terjadi di Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Grobogan," ucap Muhari dalam keterangannya, Jumat (15/3/2024).



Hasil akumulasi data yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Jumat (15/3/2024), sejumlah wilayah di Pantura Jawa telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Pusdalops BNPB dan BPBD, laporan pertama datang dari peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
BNPB: Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Bencana Hidrometeorologi


Bencana itu terjadi setelah bangunan penampungan air mengalami kerusakan hingga jebol setelah kehilangan daya tampung. Peristiwa yang terjadi pada hari Rabu (13/3/2024) pukul 19.00 WIB itu mengakibatkan dua warga meninggal dunia karena hanyut beserta dengan rumah yang ditinggalinya. Kedua korban yang merupakan ibu dan anak itu berhasil dievakuasi jenazahnya.

Laporan kedua, banjir melanda sembilan kelurahan di tiga kecamatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah sejak Rabu (13/3/2024). Sebanyak 572 warga terpaksa harus mengungsi karena permukiman mereka terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) 15-60 cm.



Laporan selanjutnya, ada sebanyak 10.835 KK atau 24.286 jiwa yang tinggal di 24 desa dalam 6 wilayah kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terdampak banjir akibat cuaca ekstrem.

Bergeser ke arah timur dari Kabupaten Kendal, wilayah Kota Semarang tak luput dari dampak cuaca ekstrem. Puncaknya, pada hari Kamis (13/3/2024), Ibu Kota Jawa Tengah itu dikepung banjir hingga melumpuhkan jalur transportasi darat.

Laporan kelima datang dari Kabupaten Demak yang kembali terendam banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur sebagian besar wilayah 'Kota Wali' itu. Dampak dari kondisi cuaca ekstrem itu kemudian mempengaruhi peningkatan debit air dari wilayah hulu menuju hilir yang kemudian melimpas ke permukiman warga.
BNPB: Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Bencana Hidrometeorologi


Hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Demak per Kamis (14/3/2024), sebanyak 43.298 warga yang tinggal di 3 kelurahan dan 22 desa di 6 kecamatan terdampak banjir. Adapun 499 warga terpaksa harus mengungsi setelah permukiman mereka terendam banjir dengan TMA 10-100 cm.



Kemudian, bencana banjir juga kembali melanda wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Kamis-Jumat (14-15/3/2024). Banjir kali ini datang dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur dan air dari sungai-sungai yang berulu di Pegunungan Kendeng Utara di wilayah utara.

Berikutnya, sebanyak 16 desa dalam 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terdampak banjir dengan TMA antara 10-60 cm. Bencana itu terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang pada hari Senin (11/3/2024).

Cuaca ekstrem juga melanda di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Kamis (13/3/2024). Sebanyak 2.383 KK yang tinggal di 26 desa dalam 7 wilayah kecamatan terdampak banjir dengan TMA 10-80 cm.

Laporan bencana terakhir dari dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Pantura di Jawa Tengah adalah Kabupaten Jepara. Banjir ini terjadi pada Kamis (14/3/2024) setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jepara dan sekitarnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1926 seconds (0.1#10.140)