Cerita Bocah yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat dan Tidur dengan Mayat

Senin, 13 Agustus 2018 - 06:13 WIB
Cerita Bocah yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat dan Tidur dengan Mayat
Cerita Bocah yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat dan Tidur dengan Mayat
A A A
JAYAPURA - Muhammad Jumaidi (12), korban selamat dalam musibah kecelakaan Pesawat Demonim Air P-HVQ, di Gunung Menuk, Oksibil, Pegunungan Bintang Papua, berhasil di evakuasi di RS Bhayangkara Polda Papua, Jayapura.

Kisah selamatnya bocah 12 tahun tersebut pun mendapat perhatian publik. Pasalnya, korban dianggap kuat dan bertahan semalam dalam kondisi pesawat yang hancur dan bergelimpangan mayat di sekelilingnya.

Bocah korban selamat tersebut pun bercerita panjang lebar kepada salah seorang perawat bagaimana dirinya bersama seluruh penumpang mengalami kejadian yang mengerikan tersebut.

"Begitu terdengar alarm sebagai tanda jatuhnya pesawat ia (Muhammad Jumaidi) dipeluk ayahnya dan bersama-sama melompat keluar," ungkap Andreas Tukan, seorang perawat yang mendampingi Junaidi, kepada sejumlah wartawan, di RS Bhayangkara Polda Papua.

Sayangnya, dalam peristiwa nahas tersebut ayah Junaidi tak dapat diselamatkan. Junaidi sempat pingsan dan setelah sadar, dengan kondisi lengan patah berjalan ke dalam bangkai pesawat untuk mencari air minum.

"Dia bilang ke saya saat itu karena haus ia sempat masuk ke dalam bangkai pesawat dan tidur di dalam, mungkin bersama sebagian jenazah penumpang lainnya yang tak selamat," ujar Andreas.

Menurut Andreas dari kondisi pesawat yang dilihatnya dari Tim SAR kondisi pesawat nampak tak begitu hancur. Bagian depan pesawat saja yang terlihat hancur, sementara bagian tengah dan belakang masih utuh meski beberapa bagian penyot.

Lanjut Andre dengan melihat kondisi korban selamat ini apalagi korban masih anak-anak, dirinya sangat takjub dimana korban Nampak tetap tegar dan stabil, padahal baru saja korban mengalami kejadian yang sangat mengerikan. "Pesawat jatuh, korban 'menginap' di dalam hutan belantara Papua dengan segala resiko yang ada dan ditemani sejumlah mayat yang bergelimpangan," ungkap Andre.

Selain kondisi yang dialami, kepada perawat tersebut, korban sempat bercerita tentang kondisi adanya 2 penumpang lainnya yang awalnya masih sempat hidup, namun akhirnya meninggal dunia pada saat subuh tiba. "Ia Pak Mantri ada penumpang lain yang hidup tapi meninggal pagi tadi," kata Andre menirukan perkataan JUnaidi.

Saat ini, Junaidi telah mendpatakan perrawatan khusus pihak RS Bhayangkara Polda Papua, Jayapura. Kondisi korban menurut dokter setempat dalam kondisi stabil Kondisi walau pun ada bagian tangan kanan korban yang patah.

"Korban atas nama Juanidi berusia 12 tahun, laki-laki. Pasien masuk ke rumah sakit dengan hemodinamik stabil. Itu artinya tak ada pendarahan yang mengancam jiwanya," jelas Dr Hery Budiono.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6293 seconds (0.1#10.140)