Forum BEM DIY: 2.447 Anomali Data Sirekap Gelembungkan Suara Paslon Tertentu

Kamis, 22 Februari 2024 - 06:53 WIB
loading...
Forum BEM DIY: 2.447 Anomali Data Sirekap Gelembungkan Suara Paslon Tertentu
Forum BEM DIY menyampaikan tuntutan pemungutan suara ulang di pilpres dan pileg 2024 buntut dugaan kejanggalan proses pemilu yang dilakukan oleh KPU. Foto: MPI/Yohanes Demo
A A A
YOGYAKARTA - Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- DIY menuding adanya rekayasa di balik proses rekapitulasi suara Pemilu dan Pilpres 2024. Data mereka peroleh ada penggelembungan suara pada aplikasi Sirekap di 2.447 titik TPS.

Forum mahasiswa yang beranggotakan BEM dari 52 kampus se-DIY itu mengklaim telah melakukan pemantauan terhadap proses rekapitulasi suara melalui tim IT mereka pada sistem Sirekap danpemilu2024.kpu.go.id.

Mereka menggunakan metode scraping (menggali informasi website) yang menurut mereka informasinya bisa dipertanggungjawabkan.



Ketua II Forum BEM DIY Akhmad Makarim Pramudita menuturkan, hasil pemantauan tim IT menemukan sejumlah indikasi adanya kejanggalan proses perhitungan suara. Bahkan, Akhmad menyebut telah terjadi kesalahan bahkan sebelum pencoblosan berlangsung.

”Selama masa persiapan (pemilu) sudah diketahui terjadi banyak error, dan banyak kendala yang terjadi dan ini diaminkan oleh kawan-kawan KPPS yang menggunakan software ini. Jadi, dari segi persiapan perlu kita pertanyakan apakah sudah melalui fit proper dan juga sudah layak digunakan dalam proses demokrasi,” kata Akhmad, Rabu (21/2/2024).

Melalui metode scraping, tim IT BEM DIY, kata Akhmad, melakukan penggalian data di sekitar 150 ribu TPS yang ada di Indonesia. Hasilnya, ditemukan kurang lebih 2.447 anomali data, yang mana jumlah tersebut jauh lebih banyak dari data yang diungkap KPU.

“Yang mana memang terjadi penggelembungan data daripada yang seharusnya C-1 nilainya berapa, setelah dilakukan scan, setelah input data menggunakan aplikasi Sirekap, ternyata datanya terbaca salah bahkan terjadi penggelembungan yang cukup besar,” kata Akhmad.



”Pertanyaan dari kami, mengapa penggelembungan data cenderung hanya terjadi pada salah satu paslon (Pilpres) saja,”sambungnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1286 seconds (0.1#10.140)