Raih 2 Rekor MURI, Film Karya Anak Medan Akan Tayang di Bioskop 24 Mei

Minggu, 20 Mei 2018 - 17:11 WIB
Raih 2 Rekor MURI, Film Karya Anak Medan Akan Tayang di Bioskop 24 Mei
Raih 2 Rekor MURI, Film Karya Anak Medan Akan Tayang di Bioskop 24 Mei
A A A
MEDAN - Menjelang pemutaran film perdana serentak di bioskop se-Indonesia, film berjudul ‎'Selembar Itu Berarti' meraih rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan kategori penonton terbanyak sebelum film ditayangkan di bioskop sudah ditonton 300 ribu kali.

Mora Heart Production menggelar launching film Selembar Itu Berarti sekaligus penyerahan rekor Muri kedua kali berlangsung di Merdeka Walk, Medan, Sabtu (19/5/2018) malam. Dalam acara ini, seluruh pemain dan kru film turut hadir.

Sebelumnya, ‎sang Sutradara, Dedy Arliansyah memperoleh rekor MURI dengan kategori jabatan terbanyak dalam satu produksi film. Sutradara asal Kota Medan ini, merangkap 18 jabatan dalam memproduksi film berdurasi 90 menit itu.

Film Selembar itu berarti yang diproduksi Mora Heart Production, akan tayang secara serentak di Bioskop pada 24 Mei 2018 mendatang. Film ini diperankan oleh aktor dan aktris dari Medan seperti Putri Dalilah Siagian, Raihan F Valendiaz Yessica T Simanjuntak, Ratu Rizka Apriani, Cut Indah Rizky.

Kemudian, film besutan karya anak Medan ini juga melibatkan aktris papan atas di tanah air ini, yakni Anwar Fuadi, Raslina Rasyidin dan Jay Wijayanto. Film tersebut, bergenre drama yang menceritakan buram pendidikan di Indonesia, dialami masyarakat miskin.

Dedy Arliansyah mengatakan film Selembar itu Berarti dikerjakan dengan 6 orang kru dengan proses pengerjaan film selama dua pekan dan lokasi proses pembuatan film ini di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara.

"Film ini, dikerjakan saya bersama kru 5 orang. Jadinya, totalnya 6 orang. Makanya, saya mendapat raih rekor Muri 18 jabatan dalam satu film. Kemudian, rekor kedua 300 ribu penonton sebelum tayang di Bioskop. Ini kita keliling untuk membuktikan pasar banyak penonton film ini, sebelum tayang di bioskop," jelas Dedy kepada wartawan di Medan.

Kemudian, film ini dinilai Dedy syarat dengan edukasi terhadap seluruh pelajar di Indonesia. Bagaimana dunia pendidikan di tanah air belum merata dirasakan anak bangsa untuk merasakan bangku sekolah. Hal itu yang dirasakan pelajar dipelosok negeri ini.

‎"Jadi film ini dibuat untuk memberikan inspirasi kepada para pelajar untuk bangkit dalam meraih cita-citanya," tegas Dedy.

Dia mengaku dalam film ini tidak mengkritik pemerintah. Namun, hanya sebagai motivasi untuk memperbaiki lebih baik lagi pendidikan di Indonesia. Kemudian, film tersebut memotivasi anak bangsa untuk terus belajar untuk meraih cita-cita.

"Film ini mengajari anak-anak kita untuk mensyukuri apa yang kita punya saat ini.‎ Saat dilakukan roadshow ke beberapa kabupaten/kota di Indonesia dan setelah menonton film ada anak yang meminta maaf kepada orang tuanya, karena mereka masih bisa bersekolah dan untuk itu mereka berjanji lebih giat lagi," ungkap Dedy.

Dia berharap tayangan ini kembali membangkitkan perfilman nasional yang tentu film yang memberikan inspirasi untuk tidak berputus asa dalam menggapai cita-citanya. "Film terinspirasi berawal saya suka bertualang beberapa Kabupaten di Sumatera Utara. Ternyata pendidikan di Indonesia belum merata berbicara dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos). Di dalam film ini, sekolah gratis. Tapi, gak bisa makan. Jadinya, film ini menceritakan pendidikan belum merata," ucap Dedy.

‎Sebuah film inspiratif dan mengharukan banyak pelajaran yang dapat ditarik dari film ini. Perjuangan hidup Putri dan Diaz yang dapat menguras air mata. Film ini digarap oleh rumah produksi Mora Heart Production dan disutradarai oleh Dedy Arliansyah Siregar, yang juga memproduseri dan menulis skenario film ini.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.2008 seconds (0.1#10.140)