Peluang Usaha, Relawan Ganjar-Mahfud Pelatihan Budi Daya Maggot

Kamis, 18 Januari 2024 - 17:56 WIB
loading...
Peluang Usaha, Relawan Ganjar-Mahfud Pelatihan Budi Daya Maggot
Relawan Ganjar-Mahfud NTB menggelar pelatihan budi daya manggot di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (18/1/2024). Foto/Dok. SINDOnews
A A A
LOMBOK TIMUR - Relawan Ganjar-Mahfud wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pelatihan budi daya manggot di Kabupaten Lombok Timur. Maggot yang merupakan serangga pemakan sampah, kini menjadi sumber peluang ekonomi yang menarik.

Dengan modal kecil, masyarakat dapat terlibat dalam budi daya manggot, menciptakan lapangan kerja baru, dan merangsang pertumbuhan ekonomi. "Pelatihan maggot ini sebagai salah satu terobosan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Bisnis ini modal kecil untung besar," kata Koordinator relawan Ganjar-Mahfud NTB Erwin Hidayat sesuai kegiatan di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (18/1/2024).

Erwin mengatakan pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis mengenai budidaya manggot, tetapi juga sebagai pintu akses bagi masyarakat untuk meraih keuntungan besar dengan investasi yang relatif kecil.

Selain itu, budidaya ternak maggot ini bisa menjadi cara untuk merawat lingkungan dari sampah organik yang menjadi masalah di masyarakat. "Dengan adanya usaha maggot ini akan mengurangi sampah organik yang ada di Lombok Timur," ujarnya.

Erwin mengungkapkan pihaknya juga memberikan telur manggot dan alat pengembangan kepada masyarakat untuk budidaya manggot.

Sementara itu, peternak maggot sekaligus narasumber dalam kegiatan ini, Supratman mengatakan permintaan pasar untuk produk-produk hasil budidaya manggot sangat tinggi. "Permintaan pakan dari maggot untuk bahan pakan sangat tinggi, seperti untuk pakan ayam, lele, ikan, burung hingga bisa dipakai untuk pupuk organik," katanya.

Dia berharap inisiatif seperti ini tidak hanya menjadi solusi terhadap masalah sampah organik tetapi juga membuka pintu peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi lokal dengan modal yang terjangkau. "Rata-rata panen 5-10 kg dijual per kg Rp7.000-10.000. Tapi kalau kami olah lagi di open, bisa dijual Rp100.000 per kg," ujarnya.

Masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tidak hanya diberikan pengetahuan dan praktik langsung tentang teknik budi daya maggot. "Saya tertarik untuk budidaya maggot ini karena nilai bisnisnya sangat tinggi, telurnya aja dijual bisa mahal, belum maggot kalau sudah siap jadi pakan," kata peserta pelatihan, Khaerul Waris (58).
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)