Siswa SD Manfaatkan Jaringan Internet di Rumah Kades untuk Belajar Jarak Jauh

Senin, 10 Agustus 2020 - 16:32 WIB
loading...
Siswa SD Manfaatkan Jaringan Internet di Rumah Kades untuk Belajar Jarak Jauh
Sejumlah siswa SD di desa Cenrana baru berkumpul di rumah kades memanfaatkan jaringan internet untuk belajar jarak jauh. Foto: SINDOnews/Najmi Limonu
A A A
MAROS - Sejumlah siswa SD di desa Cenrana Baru, kecamatan Cenrana, kabupaten Makassar memanfaatkan jaringan internet di rumah kepala desa (kades) setempat mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring.

Langkah itu mereka lakukan karena di rumah mereka, tak ada jaringan untuk mengakses internet.

Meski bukan termasuk desa tertinggal, namun Cenrana Baru memang masih minim fasilitas telekomunikasi. Di desa yang berjarak sekitar 40 kilometer dari kota Maros ini, jaringan untuk sekadar telepon atau SMS saja sangat sulit.



Kepala Desa Cenrana Baru, Andi Zaenal menuturkan, untuk mendapatkan jaringan internet, pemerintah desa mengeluarkan anggaran jutaan rupiah membeli alat penguat sinyal yang disambungkan ke modem. Hanya saja, koneksi internet yang diterima sangat terbatas dan tidak stabil. Ketika hujan ataupun angin kencang menerjang, koneksi internet hilang.

"Anak-anak di sini memang tidak bisa belajar online di rumah mereka. Karena memang jaringan internet belum ada. Jangankan internet, untuk menelepon atau SMS saja itu sangat sulit. Harus ke atas gunung dulu,” kata dia.

Selama masa pandemi dan anak-anak sekolah harus belajar dari rumah, maka setiap hari pula puluhan siswa ke rumahnya untuk belajar. Karena koneksi internet terbatas, merekapun harus antre menyambung ke internet. Bagi anak yang tidak memiliki gawai, kades pun terkadang meminjamkan gawai miliknya untuk dipakai belajar.

"Hanya ada beberapa saja yang punya HP, jadi kadang ada satu HP untuk lima orang anak. Kadang juga HP saya kasi pinjamkan. Mereka tidak bersamaan tersambung karena kan terbatas ini, jadi harus antre juga," lanjutnya.

Kondisi yang sudah berlangsung sejak lama inipun sudah berkali-kali disampaikan ke pihak terkait. Hanya saja, hingga kini belum ada penyedia jasa jaringan telekomunikasi yang membangun jaringan mereka ke wilayah yang penduduk sekitar2.000 jiwa itu.

“Kami sudah sampaikan ke pihak terkait, tapi memang belum ada responsnya. Yah kita berharap adalah provider yang mau membangun jaringannya ke desa kami ini untuk bantu warga dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

Tak hanya pihak desa, beberapa warga yang memiliki modem, juga harus menyiasati kondisi ini dengan mendirikan tiang bambu setinggi belasan meter yang kemudian digunakan untuk menggantungkan modem.



"Jadi banyak warga di sini, pasang tiang panjang di depan rumah mereka untuk dibuat gantungan modem. Yah kalau lagi bagus cuacanya, lumayanlah bisa untuk WhatsApp. Kalau browsing itu sangat lambat sekali,” kata salah seorang warga, Ikbal.

Karena membutuhkan akses internet yang stabil, pelajar SMP, SMA dan yang sudah kuliah dari desa itu, harus ke desa tetangga yang jaraknya mencapai 4 kilometer untuk mendapatkan jaringan internet.

“Ada lokasi kebun di atas gunung yang sudah masuk desa sebelah itu bisa dapat 4G. Yang anak SMP, SMA dan yang kuliah itu juga tiap hari kesana. Lumayan jauh dari sini, sekitar 4 kilometer,” pungkasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1572 seconds (0.1#10.140)