Vokasi UI Dorong Masyarakat Serang Kelola Sampah Plastik Bernilai Ekonomi

Rabu, 20 Desember 2023 - 15:31 WIB
loading...
Vokasi UI Dorong Masyarakat Serang Kelola Sampah Plastik Bernilai Ekonomi
Dosen Program Produksi Media Vokasi Universitas Indonesia (UI) Rahmi Setiawati bersama tim dosen dan mahasiswa di Serang, Banten. Foto/Istimewa
A A A
SERANG - Persoalan sampah merupakan tantangan bersama bagi masyarakat di Indonesia. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kabupaten/kota se Indonesia, menyebutkan, jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton.

Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65,71% (13,9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik. Sehingga diperlukan penerapan pengelolaan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakatnya, mulai dari hulu ke hilir.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan cara mengoptimalkan pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip dasar 3R, reduce, reuse, dan reycle (3R).



Saat ini, Dosen Program Produksi Media, Vokasi Universitas Indonesia (UI), yang diketuai Rahmi Setiawati bersama tim dosen dan mahasiswa, sedang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan tema Program Pengelolaan Sampah Plastik sebagai Nilai Ekonomi dan Kelestarian Lingkungan, di Kabupaten Serang, Banten.

Tujuan kegiatan ini di antaranya untuk membangun kesadaran masyarakat agar berperan aktif peduli menjaga kelestarian lingkungan dan mengelola sampah menjadi nilai ekonomi. Seperti mengelola sampah plastik dan minyak goreng yang sudah tidak terpakai menjadi produk bermanfaat, di antaranya digunakan sebagai souvenir berupa figura foto, kaca dinding, dan lilin yang dapat digunakan di restoran dan hotel.

Vokasi UI Dorong Masyarakat Serang Kelola Sampah Plastik Bernilai Ekonomi


Lokasi kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa Cikolelet dan Desa Bunihara. Desa Cikolelet merupakan desa wisata berbasis budaya sehingga bahan sampah plastik bisa digunakan untuk souvenir. Sedangkan pada Desa Bunihara mengelola bekas minyak goreng (jelantah) menjadi lilin, yang dapat dimanfaatkan untuk restoran dan hotel.



"Diharapkan dengan adanya pemanfaatan sampah plastik menjadi nilai ekonomi dapat menciptakan peningkatan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat desa, dengan bonus adalah lingkungan bersih dan sehat," ujar Rahmi dalam keterangannya, Rabu (20/12/2023).

Rahmi menjelaskan, pada tahap awal tim melakukan pemetaan pada Ketua Pokdarwis, tentang rancangan program pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan ekonomi. Sebab Desa Cikolelet merupakan desa wisata budaya, yang tentunya sebagai tempat kegiatan berwisata tidak terlepas dari sampah yang turut ditinggalkan oleh wisatawan.

"Berdasarkan kondisi tersebut kami membuat program memanfaatkan sampah plastik menjadi bernilai ekonomi dengan cara membuat figura foto, kaca hias, dan tas sebagai souvenir,” katanya.

Menurut Rahmi, kegiatan ini perlu dilakukan dengan target sasaran ibu-ibu rumah tangga, sebagai penggerak awal dalam pengelolaan sampah yang dimulai secara internal, yaitu rumah tangga, melalui pembekalan pengetahuan tentang pemilihan sampah organik dan anorganik, khususnya sampah plastik dipilah.

Misalnya, sedotan dapat dibuat figura foto dan kaca rias, sedangkan plastik kresek bisa menjadi tas. Lalu gelas plastik air minuman bekas dapat menjadi kerajinan bunga plastik.

"Berbekal pengetahuan dan keterampilan ini diharapkan memberikan manfaat bagi ibu-ibu untuk mengembangkan kreativitas yang menghasilkan produk dari sampah menjadi souvenir, sehingga memberikan pendapatan ekonomi bagi keluarga," jelas Rahmi.

Namun demikian, lanjut Rahmi, diperlukan program lanjutan terkait dengan kemasan (packaging) yang menarik pada produk yang didaur ulang dari sampah plastik sehingga mempunya nilai jual, serta buku panduan dan poster tentang pengelolaan sampah plastik.

Setelah itu, diperlukan strategi pemasaran pada produk tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan membuat protype website khusus bagi para komunitas pembuat produk daur ulang dari sampah plastik. sebagai wadah mengembangkan usaha dan memasarkannya.

"Implementasi pengelolaan sampah plastik, membuktikan bahwa plastik itu memiliki nilai ekonomi, sehingga dapat dijadikan produk berkelanjutan," kata Rahmi.

Rahmi berharap dengan kegiatan pengelolaan sampah plastik dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman, karena mengurangi beban lingkungan terhadap sampah plastik.

Kegiatan ini merupakan langkah awal solusi mengurangi sampah plastik, namun yang utama adalah mengubah perilaku untuk disiplin terhadap pengelolaan sampah plastik.

"Jadi diharapkan mulai dari diri kita sendiri bertanggung jawab terhadap sampah yang kita keluarkan agar tidak menjadi beban lingkungan. Hal lain perlu membangun komitmen dalam membangun bisnis yang pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan. Hal ini akan menciptakan kehidupan yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan lingkungan," papar Rahmi.

Dengan kegiatan ini, Rahmi optimistis akan terbangun sebuah sistem yang saling memberikan manfaat bagi masyarakat dan mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi.

"Mari kita kembangkan, pengelolaan sampah plastik untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi, intinya sampah bukan sesuatu yang dibuang tetapi bagaimana caranya itu bisa mempunyai nilai ekonomi dan dampaknya pembangunan pariwisata berkelanjutan akan dapat terwujud secara selaras dan dinamis," pungkasnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1936 seconds (0.1#10.140)