Ratusan Hektare Sawah di Banyuasin Melakukan Panen Hingga Februari

Kamis, 18 Januari 2018 - 13:48 WIB
Ratusan Hektare Sawah di Banyuasin Melakukan Panen Hingga Februari
Ratusan Hektare Sawah di Banyuasin Melakukan Panen Hingga Februari
A A A
JAKARTA - Sejak awal Januari tahun ini, panen padi di Banyuasin Sumatera Selatan tidak pernah hentinya dan terus meningkat luas panennya. Hari ini panen padi mencapai 780 hektare, umumnya merupakan lahan sawah pasang surut.

Sekitar 90 persen panen setiap harinya di Banyuasin berasal dari sawah pasang surut Air Salek dan Muara Telang. Sudah lebih satu minggu ini panen padi di atas lahan seluas 500 hektare setiap hari dan terus meningkat. Diprediksi panen akan terus berlangsung hingga bulan Februari.

Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel Priatna Sasmita mengatakan, provitas yang dicapai 5-7 ton GKP per hektare, cukup tinggi untuk ukuran sawah pasang surut. Apalagi tidak ada serangan OPT yang serius terhadap tanaman padi.

"Ini merupakan berkah bagi petani yang melakukan percepatan tanam dan peningkatan luas tanam sehingga bisa panen di bulan Januari ini, ujar Priatna Sasmita melalui siaran persnya, Kamis (18/1/2018).

Meski pasca bergulirnya rencana impor, berdampak pada penurunan harga gabah, tetapi harga gabah saat ini cukup baik berada dikisaran Rp4.500 per kg dari Rp5.000 perkilogram.

Penanggungjawab Upaya Khusus (Penjab Upsus) Kementan untuk Kabupaten Banyuasin, Risfaheri mengatan, dengan tingkat harga yang ada sekarang, petani di Banyuasin cukup bergairah untuk segera mengolah tanahnya selesai panen.

Saat panen padi di Pasang Surut Banyuasin, jalur sungai menuju Sungai Musi diramaikan oleh tongkang-tongkang yang mengangkut gabah keluar. Hampir keseluruhan hasil panen padi di pasang surut Banyuasin diangkut keluar, baik untuk penggilingan padi di wilayah Sumsel maupun provinsi sekitarnya.

Risfaheri mengatakan, seharusnya yang diangkut keluar adalah beras bukan gabahnya. Pihaknya akan mendorong tumbuhnya industri penggiling padi skala kecil menengah di Pasang Surut Banyuasin.

"Sehingga hasil sampingannya dapat dimanfaatkan, seperti bekatul, dedak dan sekam untuk pakan dan bahan bakar, maupun untuk pengembangan produk lain yang lebih bernilai. Berkembangnya industri penggilingan padi di sentra produksi akan memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah pasang surut," katanya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6109 seconds (0.1#10.140)