Inovasi Baru, Warga NTT Tak Lagi Bergantung ke Pengepul Pakan Ternak Berkat Teknologi Tepat Guna

Sabtu, 09 Desember 2023 - 22:48 WIB
loading...
Inovasi Baru, Warga NTT Tak Lagi Bergantung ke Pengepul Pakan Ternak Berkat Teknologi Tepat Guna
Warga Ngada, NTT mampu menciptakan alternatif pakan ternak babi dari jagung. Berkat teknologi tepat guna ini warga tak bergantung lagi ke pengepul pakan ternak. Foto/Ist
A A A
NGADA - Warga Desa Genamere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) mampu menciptakan alternatif pakan ternak babi dari jagung. Berkat teknologi tepat guna ini mereka tak bergantung lagi ke pengepul pakan ternak.

Inovasi ini tercipta setelah warga mendapat pendampingan dari Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) bagian dari Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). Mereka menciptakan teknologi tepat guna sesuai kebutuhan warga.



Keberhasilan itu membuat kebutuhan pakan babi bisa terpenuhi tanpa sepenuhnya tergantung kepada pengepul. Warga Genemere kini bisa mengelola secara mandiri pakan ternak dari hulu ke hilir.

"Program RITD dari TEKAD benar-benar kami manfaatkan untuk mengatasi keterbatasan pakan ternak di Desa Genamere dan desa-desa sekitar. Puji Tuhan kebutuhan pakan ternak kami pun saat ini bisa kami atasi secara mandiri," kata Sekretaris Desa Genamere, Gabriel Ngolok, Sabtu (8/12/2023).



Gabriel menjelaskan, mayoritas masyarakat Genamere bekerja sebagai petani jagung dan peternak babi. Pada beberapa musim terakhir, mereka mengalami kesulitan pakan ternak karena harganya mahal dan pasokannya tidak stabil.

"Kami biasanya mendapatkan pakan babi dari pengepul. Harganya mahal dan tidak selalu ada. Akibatnya ternak kami tidak bisa berkembang secara optimal," katanya.



Selama ini warga Desa Genamere menerapkan pola berternak tradisional. Mereka memberi makan hewan ternaknya dengan rebusan singkong, talas, dan jagung.

Terkadang mereka juga terpaksa memberi makan babi dengan rumput, kacang-kacangan, dan buah alakadarnya jika kehabisan pakan.

"Warga tidak pernah mempertimbangkan nilai gizi yang dibutuhkan babi. Yang penting babinya hidup, bisa dijual. Kalau lagi tidak ada talas, singkong, dan jagung, kita cari kacang-kacangan yang dicampur dengan rumput. Babi ini kan pemakan segalanya. Semua masuk," tutur Gabriel.

Wakil Ketua KPB Samowara, Subastianus Ruso menambahkan, RITD dari TEKAD membuka lembaran baru bagi peternakan babi di Desa Genemare.

Dengan program ini, warga bisa mengelola jagung yang merupakan tanaman utama di wilayah tersebut menjadi pakan ternak. Saat ini, sudah ada 80 hektare lahan di Desa Genamere yang ditanami jagung, dan proyeksi untuk 2024 mencapai 130 hektare.

"Bantuan Program RITD juga dimanfaatkan membeli hasil panen jagung dari masyarakat setempat dengan harga lebih tinggi, mencapai Rp6.000 per kg. Dengan demikian, ketergantungan pada pengepul akan berkurang, dan masyarakat Genamere dapat mengelola produksi pakan ternak secara mandiri," katanya.

Selain untuk membeli hasil panen, bantuan RITD juga digunakan untuk membeli empat mesin pengolahan pakan ternak dengan kapasitas produksi sebanyak 500 Kg jagung per operasi. Untuk menunjang operasional, masyarakat dengan antusias membangun secara swadaya gudang operasional produksi pakan ternak tersebut.

"Kami optmistis hasil produksi pakan ternak akan mencukupi kebutuhan pakan desa Genamere dan desa-desa sekitarnya," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1834 seconds (0.1#10.140)