Kisah Kapten Tack Ikuti Sayembara Runtuhkan Kesaktian Untung Surapati

Sabtu, 25 November 2023 - 09:28 WIB
loading...
Kisah Kapten Tack Ikuti Sayembara Runtuhkan Kesaktian Untung Surapati
Gereja Salib Kruiskerk diluar kastil Batavia pada abad ke-17 lokasi Kapten Francois Tack dikebumikan bersama mertuanya Pieter Janse Van Hoorn. Foto/Istimewa/Troven Museum
A A A
VOC Belanda terus mencari keberadaan Untung Surapati pasca memberikan perlawanan ke Belanda. Bahkan nama Untung Surapati dimasukkan VOC Belanda dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk diburu.

Sebagai cara untuk memburu Untung Surapati, pimpinan tertinggi VOC Jenderal Edele Heer Moor membuka sayembara untuk seluruh orang Belanda, yang berhasil menangkap Untung Surapati.

Sayembara ini dibuat bagi siapa saja yang bisa menangkap Untung Surapati hidup atau mati dan dibawa ke pimpinan VOC akan menerima hadiah dan jabatan. Tetapi sayang sambera ini sepi peminat.

Mereka tak mau menangkap Untung Surapati karena dikenal gagah berani dan mempunyai kesaktian, sebagaimana dikutip dari "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati" buku tulisan Sri Wintala Achmad.



Alhasil, Jenderal Edele Heer Moor dibuat putus asa, hingga suatu ketika ada seorang kapten Belanda yang bersedia mengikuti sayembara itu. Dia adalah Kapten Francous Tack, yang dengan tegas mengungkapkan kepada Edele Heer Moor berani menangkap Untung Surapati.

Berangkatlah Kapten Tack dengan dibekali 200 orang tentaranya menuju Kasunanan Kartasura dari Batavia. Setibanya di Pelabuhan Jepara, pasukan Kapten Tack kemudian mengirimkan utusan ke Kasunanan Kartasura untuk menyerahkan Untung Surapati kepada mereka.

Apalagi Kasunanan Kartasura memiliki hubungan cukup bagus dengan VOC Belanda, tetapi sang raja Sultan Amangkurat II juga tak ingin bila Untung Surapati yang merupakan abdi dalem kerajaan paling setia, begitu saja diserahkan ke VOC untuk dijadikan tahanan.

Menghadapi permintaan itu, kerajaan pun merapatkan keputusan tersebut. Tampak para pembesar Kasunanan Kartasura seperti Arya Sindureja, Adipati Cakraningrat, Adipati Jangrana, dan Pangeran Puger, mengikuti rapat yang dipimpin oleh Sultan Amangkurat II.

Mereka menyusun taktik agar bagaimana Untung Surapati tidak jadi diserahkan ke VOC. Di sisi lain, taktik itu tak mengurangi hubungan Kasunanan Kartasura dengan VOC yang tetap bagus.



Artinya ada skenario penangkapan dan peperangan yang dilakukan melibatkan internal kerajaan dengan pasukan Untung Surapati.Akhirnya usulan Pangeran Puger yang diterima Sultan Amangkurat II.

Dia menerima permintaan VOC untuk menyerahkan Untung Surapati tetapi ada skenario bahwa Untung Surapati ini tidak mengabdi ke Raja Kasunanan Kartasura Sultan Amangkurat II, melainkan ke Patih Anrangkusuma.

Dari sanalah diskenariokan bakal terjadi pemberontakan oleh Patih Anrangkusuma, ke Sultan Amangkurat II.

Skema ini pun tak menimbulkan kecurigaan sama sekali di kubu Kapten Tack dan pasukannya. Tetapi di sisi lain Sultan Amangkurat II juga telah memberikan senjata kepada Untung Surapati dan pasukannya bilamana sewaktu-waktu memang ia harus berhadapan dengan VOC.

Tetapi untuk memudahkan kerja Untung Surapati disusunlah taktik perang sandiwara, dimana sebelumnya Sultan Amangkurat II melaporkan ke Kapten Tack bahwa pasukannya di bawah Kasunanan Kartasura yang bakal langsung memerangi Untung Surapati.



Sultan Amangkurat II meyakinkan Tack agar ia dan pasukannya tak perlu bekerja keras untuk memerangi Untung Surapati, karena Kartasura juga memiliki pasukan yang kuat dan banyak.

Ada dua kali pertempuran sandiwara ini, pertama terjadi di seputar Pasar Kartasura, dimana sesuai laporan Sultan Amangkurat II kepada Kapten Tack dari VOC bahwa telah terjadi pertempuran antara pasukan Sampang dan Surabaya dari tentara Kasunanan Kartasura.

Dengan pasukan Untung Surapati berjumlah 40 orang, tak ada kecurigaan sama sekali dari Kapten Tack. Ia dan pasukannya bergegas meninggalkan Banyudana. Kemudian pasukan ini bergerak menuju Alun - Alun Kartasura.

Arya Sindureja kemudian mengirim seorang untuk menghadap Adipati Cakraningrat dan Adipati Jangrana, maka bergabunglah pasukan Sampang dan Surabaya untuk seolah-olah menyerang Untung Surapati.

Sementara itu, Arya Sindureja melarang Kapten Tack dan pasukannya yang berada di Desa Ngasem, untuk berperang melawan pasukan Untung Surapati.

Alasannya tentu hampir sama dengan skenario perang pertama, karena pasukan Sampang dan Surabaya Kasunanan Kartasura masih mampu melawan pasukan Untung Surapati.



Kasunanan Kartasura melalui utusannya Arya Sindureja terus menyakinkan Kapten Tack bahwa Untung Surapati ini telah melakukan pemberontakan kepada pihak kesultanan. Tak ada kecurigaan yang terlihat di benak Kapten Tack.

Bahkan saat Tack menerima kabar sandiwara kekalahan pasukan Sampang dan Surabaya membuatnya marah. Bagaimana tidak, Arya Sindureja mengabarkan bahwa pasukan Untung Surapati dan Patih Anrangkusuma menghancurkan pasukan komando Sultan Amangkurat II.

Bahkan pada laporannya pasukan Sampang dan Surabaya ini sampai memburu Untung Surapati ke Sungai Pepe, Bungas, dan Desa Sendang, tetapi tetap saja mengalami kekalahan. Pasukan ini kemudian kembali ke Alun - Alun Kartasura dan menghadap Kapten Tack.

Di Alun-alun Kartasura pula Kapten Tack dibuat marah karena kekalahan pasukan Sampang dan Surabaya, yang ternyata disandiwarakan, tetapi ia tak mengetahuinya. Tetapi sandiwara masih berlanjut, pasukan Untung Surapati bersandiwara mengejar raja hingga ke istana,.

Sebenarnya sang raja telah duduk di sitihinggil.Namun upaya sandiwara tetap dilanjutkan dengan tembakan yang dilepaskan pasukan pengaman raja ke pasukan Untung Surapati. Tak ingin buruannya lepas, Kapten Tack kemudian mengambil alih serangan.

Ia dan pasukannya langsung menyerang pasukan Untung Surapati, kisah ini bahkan digambarkan di Babad Trunajaya.Serbuan ini memang sempat membuat pasukan Untung Surapati terjepit dan kelelahan.

Untung Surapati kemudian lari mundur hingga ke Pagongan, di sinilah ia kemudian dipanggil urusan Sultan Amangkurat II untuk menghadap ke istana.

Langkah ini dilakukan Sultan Amangkurat II untuk melindungi abdi dalem kesayangannya dari kejaran VOC. Tetapi ia tak ingin agar VOC tahu bahwa Kasunanan Kartasura dan dirinya tidak melindungi Untung Surapati.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2142 seconds (0.1#10.140)