Melihat Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah

Selasa, 21 November 2017 - 08:55 WIB
Melihat Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah
Melihat Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah
A A A
JAKARTA - Jumat (17/11/2017) siang, cuaca di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, diselimuti awan tebal. Sesekali angin dingin berembus menggoyang pepohonan. Deretan anjungan berjejer rapi mengitari salah satu kawasan di wisata terbesar di Indonesia tahun 1980-an itu. Anjungan ini mencerminkan ragam budaya bangsa Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Wahana wisata keluarga yang menjadi peninggalan kekuasan Orde Baru ini tampak sepi. Tidak begitu banyak wisatawan yang berseliweran di sepanjang jalan. Hanya sesekali ditemukan beberapa remaja yang sedang berjalan dan menengok sejumlah spot wisata. Meski secara umum sepi, ada satu anjungan yang cukup ramai, yakni Anjungan Jawa Timur (Jatim). Anjungan ini diapit anjungan Bali dan Jawa Tengah (Jateng).

Di anjungan ini, puluhan mahasiswa dari sejumlah kampus di Jakarta terlihat sedang berlatih tari. Beberapa dari mereka ada yang sibuk menata kamera guna mengabadikan kegiatan tersebut. "Memang dari semua anjungan yang ada di TMII ini, Anjungan Jatim yang paling ramai. Bahkan, kalau Anjungan Jatim ada kegiatan, TMII dipastikan macet," ujar Kepala Badan Penghubung Daerah Pemprov Jatim di TMII Jakarta Dwi Suyanto.

Anjungan Jatim dibagi menjadi tiga bagian. Halaman pertama atau bagian depan menggambarkan sejarah dan kesenian Jatim. Halaman ini ditandai dengan dua patung, Kotbuto dan Angkobuto, yang mengapit jalan masuk ke anjungan. Menurut cerita, patung tersebut merupakan gambaran patih kembar dari Blambangan, semasa diperintah oleh Minak Jinggo.

Di halaman ini juga dibangun miniatur Candi Penataran di Blitar dalam ukuran yang sebenarnya. Canding ini dilengkapi dengan sebuah Patung Ganesha yang dalam mitologi agama Hindu, melambangkan keperkasaan dan ilmu pengetahuan. Keagungan Kerajaan Majapahit digambarkan dalam bentuk relief "Penobatan Raden Wijaya" sebagai raja pertama Majapahit. Digambarkan pula adegan Sumpah Palapa saat Patih Majapahit Gadjah Mada bersumpah akan menyatukan Nusantara.

Halaman kedua yang ada di bagian tengah anjungan menggambarkan alam perjuangan. Di halaman ini berdiri tegak sebuah tugu tinggi meruncing bersegi 10 dan mempunyai 11 keratan. Itu adalah miniatur Tugu Pahlawan Surabaya yang dibuat kecil dengan skala 1:15. Di depannya nampak Patung Patriot Bambu Runcing yang menggambarkan betapa gigihnya para pahlawan dalam melawan dan mengusir penjajah.

Di halaman ini juga terlihat bangunan tiruan Menara Masjid Ampel. Sejarah mencatat bahwa di antara sembilan tokoh penyebar agama Islam yang terkenal dengan sebutan Wali Songo, empat di antaranya berada di Jatim, yaitu Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Drajat.

Di halaman ketiga anjungan menggambarkan alam pedesaan. Di halaman ini terlihat beberapa rumah adat. Sebuah rumah kepala desa, lengkap dengan pendopo dan kentongannya, merupakan bangunan induk anjungan ini. Bangunan tersebut aslinya berasal dari Ponorogo, sedangkan rumah dalam yang menyatu dengan pendopo itu aslinya dari Pacitan yang sengaja diboyong ke TMII untuk menggambarkan bentuk arsitektur tradisionalnya secara asli dan utuh.

"Untuk bangunan tradisional, mayoritas bertema bangunan dari Madura seperti Sumenep, Pamekasan, dan Bangkalan. Mungkin waktu anjungan ini dibangun, Gubernur Jatim berasal dari Madura, M Nur," kata Dwi.
Melihat Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah


Dia menambahkan, setiap hari Minggu di Anjungan Jatim ditampilkan kesenian dari 38 daerah di Jatim secara bergiliran. Seni yang ditampilkan antara lain Reog Ponorogo, Gandrung Banyuwangi, Tayub, Ludruk, Tari Remo, dan Tari topeng dari Malang. Selain mementaskan kesenian tradisional, juga menyediakan masakan khas Jatim seperti rujak cingur, rawon, nasi pecel, tahu campur, soto serta produk unggulan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Tiap tahun ada sekitar 13 kegiatan. Dan itu biasanya kami koordinasikan dengan kabupaten dan kota setempat, mana yang paling siap," ujarnya.

Bidang Kesenian Anjungan Jatim Winarno menambahkan, tiap Hari Minggu jumlah pengunjung TMII yang mampir di Anjungan Jatim mencapai lebih dari 400 orang. Ketika berkunjung ke anjungan ini, pengunjung akan disodori kertas berisi tingkat kepuasan selama berkunjung ke Anjungan Jatim.

"Salah satu ikon kami yang baru dan kami pamerkan ke pengunjung adalah miniatur kapal Kerajaan Majapahit. Ini merupakan kapal patroli kala itu. Pembuatannya membutuhkan waktu setahun."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0942 seconds (0.1#10.140)