Siapkan Rp3 M untuk Wujudkan Banyuurip sebagai Kawasan Wisata Alternatif (2-Habis)

Rabu, 01 November 2017 - 14:30 WIB
Siapkan Rp3 M untuk Wujudkan Banyuurip sebagai Kawasan Wisata Alternatif (2-Habis)
Siapkan Rp3 M untuk Wujudkan Banyuurip sebagai Kawasan Wisata Alternatif (2-Habis)
A A A
GRESIK - Terbentuknya Kawasan Wisata Mangrove Banyuurip ternyata mengilhami pemerintahan desa untuk membentuk kawasan wisata alternatif. Pihak desa pun sudah membuat kajian untuk mengembangkan beberapa potensi alam untuk menjadi wisata.

Selain Kawasan Wisata Mangrove Banyuurip, pihak desa menjadikan telaga desa menjadi wisata water boom, kolam pancing, dan wisata gunung kapur bekas galian C, serta memaksimalkan pantai yang berpasir putih. Untuk menyulap wisata impian itu, pihak pemdes bakal mengalokasikan dana-dana desa baik dari APBN maupun dari APBD untuk pengembangan.

"Kami perkirakan dengan Rp3 miliar, kami akan mampu mewujudkan impian kami menjadikan Banyuurip sebagai desa wisata. Apalagi, pada 2017 ini pembangunan infrastruktur desa tuntas. Sehingga, dana desa dapat kami alokasikan ke pengembangan wisata," kata Ihsanul Haris, kepala Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.

Keinginan itu diilhami semakin sulitnya warga mencari sumber ekonomi. Sebab, Banyuurip yang memiliki lima pedukuhan yaitu Bangsalsari, Mulyosari, Banyulegi, Kaklak, dan Bondot tersebut bertani dan nelayan. Hanya 10 persen yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Sedangkan nelayan dan tani sudah mulai bergeser.

"Makanya, kami harus berpikir kreatif untuk mencarikan terobosan warga desa. Dengan pola membuat Banyuurip sebagai destinasi wisata alternatif, maka warga akan tertolong secara ekonomi. Karena dengan beroperasinya wisata, maka warga dapat usaha alternatif," kata Ihsanul Haris.

Kades lulusan IKIP Malang itu tidak ingin potensi-potensi wisata tersebut dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Namun, pihaknya optimistis mampu menggarap secara sendiri melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Bahkan, potensi-potensi wisata tersebut sudah dilakukan studi banding dengan beberapa kawasan wisata yang ada kemiripan.

"Untuk pengembangan batu kapur kita sudah melakukan studi ke Bangkalan. Bahkan, untuk pengembangan mangrove kami juga sudah menjelajahi wisata mangrove, semuanya kami akan rangkum dan kami jadikan satu yang terbaik dan cocok. Makanya, dengan pola ini kami optimistis wisata alternantif Banyuurip akan terwujud 2019," pungkas dia. (Baca Juga: Membangun Desa Mandiri dari Bibir Bengawan Solo (Bagian 1)(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9802 seconds (0.1#10.140)