Berselimut Duka, 4 Jenazah Perwira TNI AU Korban Super Tucano Disemayamkan di Hanggar Skadron Udara 21

MALANG - Suasana duka menyelimuti hanggar Sakdron Udara 21 lanud Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (16/11/2023) malam. Prajurit TNI AU dari berbagai kesatuan bersiaga di rumah pesawat tempur taktis Super Tucano, dalam situasi penuh pilu.



Hanggar yang selama ini selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas para prajurit penjaga kedaulatan langit nusantara tersebut, kini terasa sangat hening. Sesekali terdengar lirih lantunan doa, dari wajah-wajah penuh duka.



Empat foto para perwira menengah TNI AU, berjajar rapi di dalam hanggar, diletakkan tepat di depan karangan bunga duka cita. Dari empat meja panjang yang disiapkan, dengan alas berwarna biru, baru dua meja yang diisi peti jenazah dengan berselimut bendera merah putih.



Dua prajurit TNI AU dengan menyandang senjata api laras panjang, bersiaga di dekat peti jenazah tersebut. Sementara sejumlah keluarga korban jatuhnya pesawat Super Tucano, telah hadir di hanggar Skadron Udara 21.

Hanggar yang menjadi rumah bagi para prajurit gagah perkasa itu, kini disesaki duka cita atas kepergian empat perwira terbaik yang dimiliki TNI AU. Hanggar tersebut, menjadi persemayaman untuk para korban Super Tucano, sebelum dimakamkan besok Jumat (17/11/2023).



Empat perwira menengah TNI AU, menjadi korban jatuhnya pesawat tempur taktis Super Tucano. Mereka adalah, Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel Pnb. Subhan; Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel Pnb. Widiono; Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel Pnb. Sandhra Gunawan; dan penerbang Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor Pnb. Yuda Seta.