Puluhan Tahun Ngontel saat Bekerja, Abdi Dalem dan Pengantar Surat Terima Penghargaan

Selasa, 24 Oktober 2017 - 21:22 WIB
Puluhan Tahun Ngontel saat Bekerja, Abdi Dalem dan Pengantar Surat Terima Penghargaan
Puluhan Tahun Ngontel saat Bekerja, Abdi Dalem dan Pengantar Surat Terima Penghargaan
A A A
YOGYAKARTA - Sapto Nugroho (51) PNS di Dinas Sosial dan KMT Cermowicoro abdi dalem Keraton Yogyakarta mendapat surprise, Selasa (24/10/2017). Kecintaanya kepada sepeda onthel dan sikap konsisten yang selalu bersepeda untuk mobilitas sehari-hari membuat keduanya mendapat penghargaan khusus dari Wakil Gubernur DIY Paku Alam X. Oleh Wagub keduanya diganjar piagam Pratisara Roda Panguripan dan uang pembinaan.

Di Kalangan PNS di lingkungan Pemda DIY, wajah Sapto Nugroho sudah tidak asing lagi. Lelaki yang bertahun tahun memiliki tugas sebagai caraka atau pengantar surat. Ciri-cirinya mudah dikenali, kemana mana selalu naik sepeda. Selain itu Sapto juga dikenal selalu mengenakan seragam degan rapi lengkap dengan emblem nama, dan dasi.

“Saya naik sepeda sebenarnya sudah sejak SMP tahun ‘80-an. Saat diterima PNS tahun ‘89-an kebiasan naik sepeda saya teruskan termasuk dalam tugas sehari-hari saya mengantar surat,” ujar lelaki berkacamata ini.

Setiap hari Sapto menempuh perjalanan belasan kilometer dengan sepeda. Dari rumahnya di kawasan Nitikan Selatan ke Kantor Dinas Sosial berjarak sekitar 10 kilometer belum saat Sapto bertugas mengirim surat ke sejumlah instansi.

Di manapun itu, selama masih bisa ditempuh dengan sepeda maka Sapto akan mengirim surat dengan bersepeda. “Sudah puluhan tahun nanik sepeda,” ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh KMT Cermowicoro, abdi dalem Keraton Yogyakarta ini. Sehari-harinya saat bertugas ke Keraton sebagai abdi dalem yang bertugas mengirit abdi dalem daleng ini naik sepeda sejak tahun 1974. Lelaki bernama asli Suyatiman ini setiap hari naik sepeda dari rumahnya di kawasan Janturan Umbulharjo ke Keraton Yogyakarta.

Rutinitas seperti ini sudah dilakoninya sejak puluhan tahun lalu. Khusus untuk hari Sabtu dan Minggu, Cermowicoro mengajak cucunya Rizki Kuncoro Manik untuk ke Keraton.

“Saya boncengkan juga dengan sepeda. Cucu saya ini di keraton kerjanya menata wayang,” ujarnya sambil mengusap kepala cucunya yang saat itu juga mengenakan pakaian Peranakkan Jawa lengkap.

Cermopawiro mengaku bangga dengan penghargaan ini. Apalagi penghargaan diberikan langsung oleh Wagb DIY yang juga penguasa Kadipaten Pakualaman. Secara khusus kemarin dirinya mengajak anaknya dan cucunya yang juga abdi dalem Keraton. “Ayah saya dulu juga abdi dalem, bapak saya dulu juga naik onthel,” ujarnya.

Cermopawiro berharap para pengguna jalan yang lain bisa menghormati pemakai sepeda. Beberapa kali dirinya mengalami hal yang tidak mengenakkan bahkan pernah jatuh dari sepeda bersama cucunya gara gara pengguna jalan yang lain tidak bisa menghormati pemakai sepeda. “Tolong saling menghromati saja saat di jalan, pesepeda juga memiliki hak yang sama,” timpalnya.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X memberikan apresiasinya atas kesetiaan keduanya menggunakan sepeda onthel di tengah arus modernisasi dan digital ini.

Menurut Wagub sepeda onthel merupakan alat transportasi tradisional yang perlu dilestarikan, onthel juga bisa menjadi alat transportasi alternative. Wagub mengakui, pemberian penghargaan ini tidak lepas dari event yang digagas sejumlah komunitas sepeda onthel di Museum Benteng Vredeberg beberapa waktu lalu.

Meski demikian Wagub memberikan sejumlah kritik terhadap event tersebut. Wagub DIY berpesan agar gelaran perlu diatur dan lebih berkoordinasi lagi.

“Piagam penghargaan dari Wagub DIY ini bisa menggugah semangat warga Yogyakarta untuk kembali bersepeda dalam beraktivitas sehari-hari.Sepeda onthel itu menyehatkan dan tidak menimbulkan polusi," kata Ketua Jogja Republik Onthel, Muntowil yang ikut hadir dalam acara pemberian penghargaan tersebut.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4736 seconds (0.1#10.140)