Turunkan Stunting, Muslimat NU Sosialisasi Gizi Ibu dan Anak di Garut

Senin, 06 November 2023 - 20:23 WIB
loading...
Turunkan Stunting, Muslimat NU Sosialisasi Gizi Ibu dan Anak di Garut
Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama menggelar sosialisasi gizi di Desa Sukahati, Cilawu, Garut, Jawa Barat. Foto/Ist
A A A
GARUT - Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) menggelar sosialisasi gizi di Desa Sukahati, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini ditemukan fakta lapangan berupa sejumlah faktor penyebab stunting.

Di antaranya adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang parenting, khususnya masalah pemenuhan gizi anak serta rendahnya literasi gizi masyarakat.



Selanjutnya pola asuh yang tidak tepat, kebiasaan jajan di warung yang tidak terkontrol dan sanitasi yang tidak layak membuat kondisinya lebih kompleks.

Hal itu menyebabkan masih ada pemberian kental manis sebagai konsumsi balita dan angka kemiskinan ekstrem yang cukup tinggi.

Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU Erna Yulia Sofihara mengatakan, sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia, pihaknya akan terus berkomitmen dalam pengentasan masalah stunting dan gizi buruk.

“PP Muslimat NU sebagai organisasi masyarakat perempuan terbesar sangat peduli terhadap permasalahan stunting,” ujarnya, dikutip Senin (6/11/2023).



Setelah dilakukan sosialisasi, PP Muslimat NU juga berkomitmen untuk terus bergerak menjalankan edukasi melalui pengajian dan majelis taklim yang diselenggarakan.

“Karena kami tersebar dari pusat hingga ranting, dan mayoritas adalah ibu-ibu pengajian dan majelis taklim, kami akan melakukan edukasi melalui pengajian dan majelis taklim karena kan itu sangat efektif,” ungkapnya.

Ahli gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Nadia Nurdiyanti mengatakan, masyarakat penting mengetahui permasalahan gizi dan pemenuhan gizi yang tepat.

“Saat ini ada tantangan kita ada pada triple burden malnutrition yaitu stunting, wasting dan overweight. Kental manis juga dalam hal ini harus jadi perhatian terutama peruntukannya yang bukan untuk dikonsumsi oleh balita," ujar Nadia.

Salah satu tugas yang perlu menjadi perhatian adalah konsumsi kental manis pada balita yang berpotensi menyebabkan stunting karena kandungan gulanya yang tinggi.

“Kami sudah mensosialisasikan bahwa kental manis bukan untuk balita karena kandungan gulanya yang lebih tinggi daripada kandungan susunya. Ini menjadi concern utama karena kental manis berpotensi menyebabkan stunting pada anak bahkan diabetes melitus jika dikonsumsi terus menerus untuk orang tua,” sebut Nadia.

Sosialisasi juga dihadiri Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat yang sejak 2018 fokus mengedukasi masyarakat mengenai bahaya kental manis bagi balita dan kental manis bukan susu.

Menurutnya, predikat daerah dengan kinerja terbaik di Indonesia yang didapatkan oleh Pemerintah Kabupaten Garut harus menjadi awal baik bagi penyelesaian masalah stunting dan gizi buruk.

“Namun demikian PR kita masih banyak terutama dalam memberikan edukasi pada masyarakat Garut," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1913 seconds (0.1#10.140)