Kisah Hikmah : Cinta si Pandai Besi dan Wanita Cantik

Senin, 06 November 2023 - 16:38 WIB
loading...
Kisah Hikmah : Cinta si Pandai Besi dan Wanita Cantik
Kisah tukang pandai besi yang mempunyai keajaiban, yakni ia memanggang besi di dalam bara api tangannya tidak kepanasan walaupun tangannya telanjang, itu terjadi karena ia berhasil menjaga syahwatnya karena seorang wanita yang saleha. Foto ilustrasi/ist
A A A
Kisah ini sarat dengan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil oleh kaum muslimah zaman ini. Kisah ini juga diambil dari kitab dan terjemah Uqudullujiain bab 25 tentang tanda-tanda istri salehah .

Berikut uraian ceritanya :

Dikisahkan ada seorang pandai besi yang mempunyai keajaiban luar biasa. Kalau ia memanggang besi di dalam bara api tangannya tidak kepanasan sekalipun saat mengambilnya menggunakan tangannya secara telanjang.

Ketika itu ada seorang yang tergerak hatinya bermaksud menyaksikan keajaiban itu. Apakah benar ataukah sekedar berita bohong.
Hingga suatu hari, orang tersebut datang kerumah si pandai besi. Ia bertanya tentang berita itu. Setelah melihat sendiri Ia memandangi dengan penuh kekaguman. Setelah pandai besi itu menyelesaikan pekerjaannya, lelaki tadi memberi salam. Si pandai besi pun menjawab.

Lalu kata lelaki tadi:”Malam ini aku menjadi tamumu, kamu tidak keberatan bukan?’

Si pandai besi menjawab : ”Dengan suka hati aku menerima kehadiranmu”.

Lelaki tadi diajak masuk kerumah. hingga setelah makan malam tiba ia disuguhi makan malam. Selesai makan hingga menjelang tidur lelaki itu tidak menjumpai suatu kelebihan di lakukan si pandai besi. Ibadah fardunya hanya seperti itu. Ia tidur malah hingga subuh.

Dalam hati ia berkata : ”Barangkali malam ini ia sengaja merahasiakan ibadahnya”.

Lelaki tadi meminta izin agar di perbolehkan bermalam untuk yang kedua kalinya. Ia mencoba memperhatikan amaliyahnya. Ternyata tidak ada kelebihannya dalam menjalankan kewajiban dan kesunahan beribadah.

Akhirnya lelaki itu berkata : ”Sudah seringkali aku mendengar, betapa besar Allah memuliakan dirimu. Kebetulan aku sendiri juga menyaksikan kekeramatanmu itu.

Tetapi setelah aku perhatikan secara lahiriyah ternyata tidak ada kelebihan yang aku jumpai dalam ibadah fardu atau sunnahmu. Kalau begitu dari manakah tingkatan itu kamu peroleh?”.

Si pandai besi itu menjawab : ”Saudaraku, sesungguhnya kisah aku yang sangat menarik. Ceritanya begini, Aku bertetangga dengan seorang perempuan yang sangat cantik sekali. Aku cinta sekali padanya. Setiap saat aku menggoda dan merayunya supaya mau memenuhi keinginanku. Namun sejauh itu aku tidak dapat menundukkan dirinya. Rupanya Ia perempuan ahli wara’ yang sangat bagus segalanya.

Bulan demi bulan terus bergulir, hingga tibalah masa paceklik, makanan sulit diperoleh. Kelaparan merata dimana-mana. Suatu hari ketika aku sedang menikmati udara dirumah, tiba-tiba pintu rumahku diketuk oleh seseorang. Aku keluar utuk melihat siapa yang datang. ternyata perempuan yang cantik itu yang datang. Ia berdiri didepan pintu, katanya :

”Tuan aku ini sedang kelaparan, Apa ada makanan yang bisa tuan berikan kepadaku?”Jawabku:”Apa kau tidak merasa bahwa aku sangat mencintaimu?. Aku tidak akan memberi makanan kecuali kau bersedia menyerahkan dirimu padaku”.

Sesungguhnya aku takut menghadapi bahaya dalam kematian. Aku telah berjanji untuk tidak bermaksiat kepada Allah”. Lalu Ia kembali.

Dua hari kemudian Ia datang lagi. Ia meminta makanan seperti yang dikatakan tempo hari. Aku juga memberi jawaban seperti jawabanku yang kemarin. Saat itu tubuhnya kelihatan sangat kusut dan rusak. Ia masuk dan duduk didalam rumah. Aku menyodorkan makanan didepannya. Tiba-tiba airmata perempuan cantik itu terus mengalir deras seraya berkata:”Apakah makanan ini Kau berikan semata hanya karena Allah?”

Aku menjawab : ”Aku berikan makanan itu agar kau bersedia menyerahkan dirimu kepadaku”.

Ia bangkit dan meninggalkan makanan itu tanpa menjamahnya sedikitpun. Ia terus melangkah keluar rumah menuju rumahnya sendiri, yang berada tak jauh dari rumahku.

Dua hari kemudian ia datang lagi. Ia mengetuk pintu sambil berdiri didepan pintu, Kulihat tubuhnya kian kurus kering. Suaranya terbata-bata. Punggunbgnya membungkuk karena menahan lapar.

Ia berkata :”Tuan aku telah merasa kesulitan, untuk mencari makanan, dan aku tak sanggup lagi untuk berjalan jauh untuk mencari makanan kecuali kepada tuan. Apakah tuan punya makanan yang bisa diberikan kepadaku ikhlas karena Allah?”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1947 seconds (0.1#10.140)