Antisipasi Dampak Covid-19, Indra Catri Jaga Pertanian Agam

Kamis, 30 April 2020 - 09:20 WIB
loading...
Antisipasi Dampak Covid-19,...
Bupati Agam Indra Catri berupaya menjaga aktifitas pertanian agar tidak berhenti berproduksi. Hal ini ditegaskan saat meninjau langsung aktifitas petani di Kecamatan Sungai Pua, Selasa (28/4/2020).
A A A
LUBUK BASUNG - Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat sekali lagi menunjukkan diri sebagai yang terdepan dalam menyiapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.

Di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Bupati Agam Indra Catri berupaya menjaga aktifitas pertanian agar tidak berhenti berproduksi. Hal ini ditegaskannya pada kepada media saat meninjau langsung aktifitas petani di Kecamatan Sungai Pua, Selasa (28/4/2020).

Indra Catri menyatakan, pelaku pertanian harus dijaga dan dilindungi agar kita semua terhindar dari dampak yang lebih besar dari yang seharusnya.

"Covid-19 memiliki potensi untuk bertransformasi dari sekedar masalah kesehatan, menjadi permasalahan yang sangat kompleks. Ada kerawanan sosial di sana, kerawanan keamanan, dan yang salah satu yang paling berbahaya adalah kerawanan pangan. Karena persoalan pangan ini bisa merubuhkan sendi-sendi kehidupan yang lain. Oleh karena itu pelaku pertanian harus dijaga betul, karena jika pandemi ini terus belanjut maka sektor pertanian selain berfungsi menjaga pasokan kebutuhan pokok, juga bisa diandalkan untuk lapangan kerja baru yang menampung limpahan tenaga kerja dari sektor lain," urainya.

Menurut Indra Catri, bagaimapun akan terjadi pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Agam secara drastis. Pandemik Covid-19 benar-benar meluluh lantakan sektor perdagangan dan jasa kita secara siknifikan. Konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang kehilangan lapangan pekerjaan. Akan ada limpahan tenaga kerja yang tidak terserap pada sektor sekunder (perdagangan/industri) dan tersier (jasa) ke sektor premier (pertanian).

Saat ini sektor pertanian merupakan lapangan usaha bagi 35 persen masyarakat di Agam. Sedangkan sektor lainnnya seperti industri perdagangan sebanyak 23 persen dan sektor jasa 43 persen. Jika pandemi covid berlangsung dalam tiga bulan kedepan, diperkirakan akan ada pertambahan pelaku usaha yang bergerak di sektor pertanian menjadi 40 sampai 45 persen. Bila belanjut terus menjadi enam bulan kedepan, sektor industri perdagangan dan jasa akan terdampak besar lagi sehingga diperkirakan pelaku usaha di sektor pertanian meningkat menjadi 50 sampai 60 persen.

“Artinya, struktur ekonomi yang relatif maju, yang kita nikmati beberapa tahun belakangan ini akan bergeser kembali ke sektor primer seperti halnya kondisi pada tahun 2015 bahkan bisa seperti kondisi pada tahun 2010. Agam akan kembali kepada ekonomi sub sistem (premier), atau dengan kata lain akan lebih banyak melayani dan mencukupi kebutuhanya sendiri”, jelas Indra Catri lebih lanjut.

Karena beratnya beban sektor pertanian Agam dimasa depan, Indra Catri berharap agar seluruh pemangku kepentingan memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan petani dan kegiatan pertanian. Sektor pertanian Agam ke depan dapat diibaratkan seperti seorang “single parent” yang harus berjuang menghidupi keluarga serta membesarkan anak-anaknya dalam kondisi yang serba sulit.

Menyikapi kondisi tersebut, Pemkab Agam sudah menyiapkan beberapa strategi penyelamatan yang executable. Pertama, adalah menjamin stabilitas harga komoditas pertanian. Apabila terjadi “permainan harga” dipasaran, pemerintah harus hadir untuk melakukan intervensinya, antara lain dengan cara membeli hasil panen masyarakat oleh Badan Usaha Milik Nagari (BumNag).

Kedua, meningkatkan peran penyuluh pertanian. Terutama dalam memberikan pendampingan dan pengawalan agar petani bekerja secara benar dan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 sehingga sektor pertanian tetap berproduksi optimal.

Ketiga, membantu petani agar dapat memperoleh saprodi secara lebih mudah dan tepat waktu khususnya pupuk bersubsidi, benih dan alsintan.

Selanjutnya Bupati Agam juga menambahkan, bahwa Pemkab Agam akan meminta pihak perbankan agar lebih friendly dan reachable dalam melayani kebutuhan petani, misalnya dengan cara mempermudah proses pengurusan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan merestrukturisasi tunggakan ataupun hutang petani dengan memberikan penangguhan pembayaran.

Langkah penyelamatan lainnya adalah terus menggelorakan “Agam Menyemai”. “Nan di laman untuk dimakan, nan di parak baok ka pakan”.

"Sawah, ladang, dan kebun terus kita genjot produksinya, tapi jangan lupa memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah dengan menanami tanaman produktif seperti sayuran dan buah-buahan yang cepat panen dan menghasilkan. Kita ciptakan sumber gizi dimana-mana, sebagai salah satu upaya meningkatkan kekebalan tubuh," himbaunya.

Terakhir Indra Catri juga mengingatkan agar petani tidak menjual semua produksi atau hasil panennya. Hemat dan “berkulimat” sebelum habis, sisakan juga cadangan pangan untuk keluarga. Dengan langkah strategis yang diambil ini diperkirakan menjelang lebaran akan terjadi surplus beras, jagung serta bahan pangan lainnya di Agam.

"Kekuatan kemandirian pangan akan menjadi salah satu aspek yang paling krusial bagi setiap daerah di Indonesia, jika penanganan wabah Covid-19 ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan. Walaupun kami tidak berharap bertanding rubber set, tapi kami harus berupaya memastikan Kabupaten Agam siap untuk semua kemungkinan," tutup Kepala Daerah pemenang IGA Awards 2019 Kementerian Dalam Negeri itu.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2104 seconds (0.1#10.140)