Gunung Ili Lewotolok Meletus, Semburkan Material Vulkanik 400 Meter
loading...
A
A
A
LEMBATA - Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kembali meletus atau erupsi pada Kamis (12/10/2023) pukul 08.00 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan tinggi letusan 400 meter di atas puncak.
“Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, pukul 08:00 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 400 m di atas puncak (sekitar 1823 meter di atas permukaan laut),” ungkap Petugas Pos Gunung Api, Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu, dilaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi 46 detik.
Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok masih pada level II (waspada).
Pada tingkat level ini, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok,” kata Stanislaus.
Lebih lanjut, untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
“Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan,” imbaunya.
“Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, pukul 08:00 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 400 m di atas puncak (sekitar 1823 meter di atas permukaan laut),” ungkap Petugas Pos Gunung Api, Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu, dilaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi 46 detik.
Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok masih pada level II (waspada).
Pada tingkat level ini, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok,” kata Stanislaus.
Lebih lanjut, untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
“Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan,” imbaunya.
(shf)