Gibran soal Solo Jadi Kota Paling Toleran Nomor 4: Dulu Dikenal Penghasil Teroris

Jum'at, 29 September 2023 - 13:55 WIB
loading...
Gibran soal Solo Jadi...
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di acara Wahana Negara Rahaja (WNR) yang diselenggarakan oleh Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di salah satu hotel di Kota Solo, Jumat (29/09/2023). Foto/MPI
A A A
SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bangga daerah yang dipimpinnya kini masuk dalam daftar kota paling toleran nomor 4 di Indonesia versi SETARA Institute. Sebab, menurutnya kota inisempatdikenal sebagai kota penghasil teroris.

Pernyataan itu dilontarkan Gibran saat menghadiri acara Wahana Negara Rahaja (WNR) yang diselenggarakan oleh Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di salah satu hotel di Kota Solo, Jumat (29/09/2023).

"Terimakasih Solo sudah dipilih sebagai tuan rumah, ini luar biasa sekali karena Solo ini biasanya diimage kan sebagai kota yang kurang toleran, Kota penghasil teroris. Tetapi sekarang sudah berubah bapak ibu semua," kata Gibran.

Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengungkapkan bahwa setelah dirinya menjabat sebagai Wali Kota Solo pada 2021 lalu citra sebagai kota intoleran mulai memudar. Solo berangsur-angsur mendapat predikat kota toleran.



"Jadi dulu memang solo jelek seperti itu bapak ibu semua, tapi ketika saya mulai diberi amanah di sini, Solo masuk sebagai kota toleran 9, sekarang naik ke no 4 kota paling toleran di Indonesia," ujarnya.

Masuknya Solo sebagai Kota toleran ke-4 tak terlepas dari banyaknya event yang digelar yang berkaitan dengan keagamaan. Banyaknya event keagamaan yang digelar di Balai Kota Solo ditenggarai Gibran menjadi salah satu penyebabnya.

"Jadi sekarang warga bebas untuk mengadakan acara keagamaan apapun. Dulu yang namanya pasang, mohon maaf misalnya saja pasang pohon natal takut semuanya. Sekarang saya perbolehkan pasang di depan Balai Kota, ornamen natal kita perbolehkan juga," jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) Pandita Utama Aiko Senosoenoto mengatakan alasan Solo dipilih sebagai tempat pertemuan. Menurutnya, Solo sebagai Kota yang tepat untuk acara pertemuan tersebut.



"Jadi dipilih Kota Solo pilihan dari umat. Kebanyakan umat kita keturunan Tionghoa, sebagian umat pribumi. Justru di Solo ini membangun saling pengertian sehingga tidak ada perbedaan keturunan Tionghoa dan Pribumi. Solo kota yang tepat membangun suasana itu," ucapnya.

Menurutnya akan ada sekitar 200 vihara yang akan di bangun di Indonesia.

"Nanti akan dihadiri Menteri Agama. Kita akan meluncurkan taman bermain di setiap Vihara di Indonesia. Ada sekitar 200 Vihara dibangun, taman bermain, membantu pendidikan anak-anak di lingkungan Vihara. Sekarang kira-kira 10 vihara tapi akan terus dibangun sampai seluruh vihara punya taman bermain," tutupnya.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2699 seconds (0.1#10.140)