Macet Selama Pandemi, FAKTA: Tidak Seimbang Supply and Demand

Senin, 03 Agustus 2020 - 11:00 WIB
loading...
Macet Selama Pandemi,...
Suasana kemacetan kendaraan dan penumpukan PKL di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (22/5/2020). Foto: Yorri Farli/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Kemacetan di tengah pandemi Covid-19 saat ini diakibatkan karena transportasi umum tidak mampu menampung para penumpang. Hal demikian dikatakan oleh Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan.

"Persoalan kemacetan yang terjadi di Jakarta saat pandemi Covid 19 sekarang ini disebabkan tidak seimbangnya antara supply (ketersediaan) dengan demand (permintaan) penggunaan transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek)," ujar Tigor di Jakarta, Senin (3/8/2020).

Sebagaimana diatur juga dalam Peraturan Gubernur (Pergub) 51 tahun 2020 bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi . Begitu pula kapasitas pekerja bekerja atau jadwal bekerja di Jakarta juga 50 persen dari masing perkantoran pemerintah serta swasta.

"Artinya perkantoran atau perusahaan boleh memperkerjakan pekerjanya hanya 50 persen dan menerapkan bekerja dari rumah. Pengaturan kapasitas bekerja 50 persen ini diharapkan ada keseimbangan kebutuhan bertransportasi masyarakat termasuk dalam kebutuhan layanan angkutan umum," tambahnya.

Tigor melanjutkan, jika dikatakan ada kemacetan Jakarta yang melebihi kemacetan pada masa normal, bisa jadi ada ketidak seimbangan antara supply dan demand dalam penggunaan layanan angkutan umum di Jabodetabek. (Baca juga:

Para pekerja di Jakarta banyak juga yang bertempat tinggal di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek). Memang terjadi lonjakan penggunaan kendaraan pribadi ke Jakarta dan di Jakarta karena ketersediaan pasokan (supply) lanyanan angkutan umumnya kurang, sementara jumlah penggunanya lebih tinggi.

"Tidak seimbangnya supply dan demand ini disebabkan, masyarakat masih takut menggunakan angkutan umum. Masa-masa pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang takut mengunakan layanan angkutan umum. Ketakutan tersebut sangat mendasar karena trauma terjadi penumpukan atau kerumunan pengguna dan tidak sehatnya fasilitas publik yang ada. Akhirnya masyarakat lebih percaya dan lebih merasa sehat menggunakan kendaraan pribadinya seperti motor dan mobilnya," terang Tigor.

Terjadi pelanggaran operasional perkantoran di Jakarta. Saat PSBB masa transisi sekarang ini banyak perkantoran atau perusahaan yang memperkerjakan pekerjanya 100 persen, melanggar aturan pembatasan Pergub nomor 51 tahun 2020.

"Nah kedua penyebab ini bisa jadi yang membuat Jakarta jadi sangat macet walau masih pada masa pandemi Covid 19. Berarti menerapkan kebijakan ganjil genap pada masa pandemi Covid 19 ini tidak ada hubungannya dengan upaya untuk menurunkan kasus positif atau mencegah penyebaran Covid 19," ungkapnya.

Tigor menegaskan, penerapan ganjil genap ini kemungkinan akan menimbulkan area baru penyebaran Covid 19 seperti di angkutan umum atau sarana publik lainnya. Apalagi saat ini didapatkan bahwa di perkantoran di Jakarta menjadi area baru penyebaran Covid-19.

"Berarti memang telah terjadi pelanggaran kapasitas pekerja dan waktu kerja di perkantoran di Jakarta Jadi sebaiknya pemberlakukan Ganjil Genap tidak dilakukan pada masa pandemi Covid 19 seperti sekarang ini," tegasnya.

Seharusnya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah mempersiapkan, mengawasi dan meyakinkan dengan sungguh masyarakat bahwa fasilitas layanan angkutan saat pandemi Covid 19 ini benar-benar sehat.

"Mempersiapkan peningkatan dan akses pada layanan angkutan umum. Melakukan pengawasan dan penegakan secara benar juga konsisten terhadap pelaksanaan kapasitas serta jadwal kerja dan menerapkan protokol kesehatan di perkantoran dan perusahaan yang ada di Jakarta," tutupnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Imbas Macet Parah di...
Imbas Macet Parah di Tanjung Priok, Pelindo Berikan Kompensasi pada Sopir dan Pemilik Kargo
Ambulans Terjebak Macet...
Ambulans Terjebak Macet Parah di Tanjung Priok, Pasien Diturunkan Menuju RS Koja
Tanjung Priok Lumpuh:...
Tanjung Priok Lumpuh: Sinyal Gawat Darurat Sistem Logistik Nasional
Kronologi Macet Horor...
Kronologi Macet Horor di Jakarta Utara Bersumber dari Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan NPCT1
Libur Jumat Agung, Antrean...
Libur Jumat Agung, Antrean Panjang Kendaraan Mengular ke Jalur Puncak
Peringatan Wafatnya...
Peringatan Wafatnya Isa Almasih, Ganjil-Genap di Jakarta Ditiadakan Hari Ini
Libur Lebaran Selesai,...
Libur Lebaran Selesai, Ganjil-Genap di Jakarta Kembali Berlaku Besok
Arus Balik Lebaran,...
Arus Balik Lebaran, Tol Cikampek Macet Horor hingga Mengular ke Cipali
Ribuan Pemudik Motor...
Ribuan Pemudik Motor Terjebak Macet 10 Km di Jalur Arteri Karawang
Rekomendasi
Kemendikti Bangun Sistem...
Kemendikti Bangun Sistem Mentorship Antarkampus, Dorong Kolaborasi Riset dan Inovasi
Lindungi Aset Bisnis,...
Lindungi Aset Bisnis, Nawakara Tawarkan Sistem ISS Berbasis Risiko
Asbanda Luncurkan SP2D...
Asbanda Luncurkan SP2D Online, Bank Jatim Teken PKS Bersama Kemendagri
Berita Terkini
Karya Seni Kelas Dunia...
Karya Seni Kelas Dunia Hadir di Central Park Jakbar
45 menit yang lalu
Kartu Jakarta Pintar...
Kartu Jakarta Pintar Tahap 1 Disalurkan untuk 43.502 Siswa
1 jam yang lalu
Polisi dan TNI Gerebek...
Polisi dan TNI Gerebek Judi Sabung Ayam di Gowa yang Diduga Dibekingi Oknum Tentara
1 jam yang lalu
Kisah Pilu Pemuda Bekasi,...
Kisah Pilu Pemuda Bekasi, Tewas usai Disiksa saat Bekerja Scamming di Kamboja
1 jam yang lalu
Mobil Polisi di Depok...
Mobil Polisi di Depok Dibakar Massa, Terungkap Otak Pelakunya Ketua Ormas
1 jam yang lalu
7 Mobil Mewah di Surabaya...
7 Mobil Mewah di Surabaya Milik Mantan Anggota DPR Terbakar
2 jam yang lalu
Infografis
Makan Daging Kambing...
Makan Daging Kambing Menyebabkan Darah Tinggi, Mitos Atau Fakta?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved