Pasokan Listrik Putus, Perekonomian Warga di Lima Desa Lumpuh Total
A
A
A
NIAS UTARA - Pasca listrik putus sejak tiga bulan terakhir perekonomian warga di lima desa di Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, lumpuh total. Warga pun mengeluh akibat suplai daya listrik masih belum bisa mengalir karena kabel pembungkus rusak.
Warga setempat pun tak bisa berbuat banyak selain menerima kondisi yang ada. Seperti diutarakan salah seorang warga, Fedilina Baeha bahwa mereka mengalami dampak berbagai aspek akibat tidak adanya arus listrik.
"kami hanya pasrah saja, apa mau dikata terpaksa menerima apa adanya," ucapnya, kamis, (3/5/2017).
Fedilina Baeha mengungkapkan bahwa hal utama yang paling dirasakan di malam hari tanpa penerangan. "Gelap gulita pun cukup membuat kami resah dimalam hari karena tidak ada penerangan dan alat-alat elektronik tidak bisa digunakan," katanya.
Hal senada juga disampaikan Sozanolo Zega bahwa warga terpaksa menanggung derita kegelapan sejak tiga bulan dan akan terus terjadi bila lahan atau kebun milik warga yang berada di Desa Ombolata tersebut tidak segera dibebaskan.
"Pemutusan jaringan listrik ini akan berkelanjutan dan tidak bakalan tuntas bila pemilik lahan tidak segera membebaskannya untuk dilakukan penebangan karena pohon kelapa itu satu-satunya yang menjadi gangguan listrik," ungkap Sozanolo.
Warga berharap agar pihak terkait terutama PLN dapat membantu mencari solusi supaya listrik di lima desa normal kembali seperti biasa. Terlebih saat ini anak-anak yang bersekolah sedang menghadapi ujian nasional.
Warga setempat pun tak bisa berbuat banyak selain menerima kondisi yang ada. Seperti diutarakan salah seorang warga, Fedilina Baeha bahwa mereka mengalami dampak berbagai aspek akibat tidak adanya arus listrik.
"kami hanya pasrah saja, apa mau dikata terpaksa menerima apa adanya," ucapnya, kamis, (3/5/2017).
Fedilina Baeha mengungkapkan bahwa hal utama yang paling dirasakan di malam hari tanpa penerangan. "Gelap gulita pun cukup membuat kami resah dimalam hari karena tidak ada penerangan dan alat-alat elektronik tidak bisa digunakan," katanya.
Hal senada juga disampaikan Sozanolo Zega bahwa warga terpaksa menanggung derita kegelapan sejak tiga bulan dan akan terus terjadi bila lahan atau kebun milik warga yang berada di Desa Ombolata tersebut tidak segera dibebaskan.
"Pemutusan jaringan listrik ini akan berkelanjutan dan tidak bakalan tuntas bila pemilik lahan tidak segera membebaskannya untuk dilakukan penebangan karena pohon kelapa itu satu-satunya yang menjadi gangguan listrik," ungkap Sozanolo.
Warga berharap agar pihak terkait terutama PLN dapat membantu mencari solusi supaya listrik di lima desa normal kembali seperti biasa. Terlebih saat ini anak-anak yang bersekolah sedang menghadapi ujian nasional.
(nag)