Kisah Cinta Tunggul Ametung dan Ken Dedes yang Berujung Kawin Secara Paksa
loading...
A
A
A
MALANG - Kisah cinta Tunggul Ametung dan Ken Dedes yang berujung kawin paksa menarik untuk dikulik. Diketahui, Ken Dedes merupakan perempuan cantik jelita di masa Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Kertajaya.
Kecantikan putri dari Mpu Purwa ini konon begitu tersohor hingga negeri seberang kala itu. Hal ini membuat Tunggul Ametung sang penguasa begitu berhasrat menikahinya.
Hasratnya itu tak terbendung saat Tunggul Ametung bertemu dengan Ken Dedes, meski di lain sisi Ken Dedes tak ada niatan sedikit pun untuk menerima ajakan menikah sang penguasa Tumapel ini.
Namun, Ken Dedes terpaksa menikahi Tunggul Ametung, karena mempunyai kekuasaan dan bertahta di Tumapel, salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Kediri. Di sisi lain Ken Dedes tak bisa menolak ajakan menikah dari Tunggul Ametung karena tak mempunyai kekuatan.
Sebagaimana diceritakan dalam buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" dari Muhammad Syamsuddin, Ken Dedes merasa muak dan jijik dengan pernikahannya dengan penguasa Tumapel kala itu.
Dia sama sekali tak mempunyai rasa cinta dan kesetiaan terhadap Tunggul Ametung. Pernikahan dilakukan Dedes secara terpaksa, di matanya sebenarnya tidak memenuhi unsur-unsur persyaratan pernikahan yang sah.
Dikisahkan, pernikahan itu dilakukan tanpa adanya saksi, bahkan pernikahan itu dilakukan tanpa menyebut namanya dan nama ayahnya, Mpu Purwa.
Mantra - mantra yang diucapkan dalam bahasa Sanskerta, dalam pandangan Ken Dedes banyak yang salah. Upacara pernikahan ini pun dinilai Ken Dedes, tidak sah dan penuh kecacatan.
Kecantikan putri dari Mpu Purwa ini konon begitu tersohor hingga negeri seberang kala itu. Hal ini membuat Tunggul Ametung sang penguasa begitu berhasrat menikahinya.
Hasratnya itu tak terbendung saat Tunggul Ametung bertemu dengan Ken Dedes, meski di lain sisi Ken Dedes tak ada niatan sedikit pun untuk menerima ajakan menikah sang penguasa Tumapel ini.
Namun, Ken Dedes terpaksa menikahi Tunggul Ametung, karena mempunyai kekuasaan dan bertahta di Tumapel, salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Kediri. Di sisi lain Ken Dedes tak bisa menolak ajakan menikah dari Tunggul Ametung karena tak mempunyai kekuatan.
Sebagaimana diceritakan dalam buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" dari Muhammad Syamsuddin, Ken Dedes merasa muak dan jijik dengan pernikahannya dengan penguasa Tumapel kala itu.
Dia sama sekali tak mempunyai rasa cinta dan kesetiaan terhadap Tunggul Ametung. Pernikahan dilakukan Dedes secara terpaksa, di matanya sebenarnya tidak memenuhi unsur-unsur persyaratan pernikahan yang sah.
Dikisahkan, pernikahan itu dilakukan tanpa adanya saksi, bahkan pernikahan itu dilakukan tanpa menyebut namanya dan nama ayahnya, Mpu Purwa.
Mantra - mantra yang diucapkan dalam bahasa Sanskerta, dalam pandangan Ken Dedes banyak yang salah. Upacara pernikahan ini pun dinilai Ken Dedes, tidak sah dan penuh kecacatan.