Mekanisme Perawatan Pesawat Dipertanyakan dalam Insiden F16

Rabu, 15 Maret 2017 - 06:08 WIB
Mekanisme Perawatan Pesawat Dipertanyakan dalam Insiden F16
Mekanisme Perawatan Pesawat Dipertanyakan dalam Insiden F16
A A A
JAKARTA - Pengamat Penerbangan Alvin Lie melihat insiden terhadap pesawat F16 di Pekanbaru yang gagal mendarat bukan hanya sekadar over run tapi hingga terbalik memiliki beberapa kemungkinan.

"Itukan kejadian setelah mendarat gagal berhenti kemungkinan sistem yang tidak beres, seharusnya bisa berhenti sehingga keluar dari landasan sehingga sampai terbalik bukan sekadar over run, ada yang tidak beres dengan pesawat, kedua salah perhitungan oleh pilotnya dalam hal mendarat dengan kecepatan yang terlalu tinggi," ujarnya saat dihubungi SINDO, Selasa (14/3/2017).

Menurutnya, jika ada yang tidak beres dengan sistem pemberhentian pesawat, maka mekanisme perawatan pesawat yang perlu dipertanyakan juga meknisme penggantian suku cadang yang sudah tidak layak. (Baca: Pesawat Tempur F16 TNI AU Tergelincir, Penerbangan Sipil Terganggu)

"Kalau ada masalah sistem masalah remnya yang perlu dipertanyakan maka bagaimana perawatan di TNI AU, apa disiplin sesuai manual penggantian suku cadang yang mesti diganti atau tidak. Karena kadang mereka telat mengganti," tegasnya.

Dia juga melanjutkan, jika dikaitkan kesalahan pilot atau human error hal tersebut kecil kemungkinan meski tidak menutup adanya kesalahan tersebut.

"Kalau human error saya agak kurang yakin walaupun kemungkinan tidak ditutup. Pilot F16 itu instruktur, kedua tidak ada masalah dengan cuaca, instruktur pilot tentunya familiar dengan pesawat yang dikemudikan. Landasan Pekanbaru juga bukan hal yang baru bagi instruktur pilot meski tidak bisa mendarat, harusnya dia bisa berbalik menerbangkan kembali pesawatnya," jelasnya.

Alvin menambahkan, insiden pesawat yang kerap terjadi setiap tahunnya lebih pada masalah perawatan yang kurang disiplin. "Setiap tahun ada insiden saya khawatir kurang disiplin dengan perawatan, kaitannya juga mungkin telat cairnya anggaran sehingga perawatannya terlambat, itu salah satu faktornya," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0122 seconds (0.1#10.140)