Jelang Lengser, Ridwan Kamil Singgung Para Pemimpin Tak Boleh Gegabah
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkap 3 prinsip yang harus dipegang teguh seorang pemimpin. Ridwan Kamil mengatakan, prinsip pertama yang harus dijalankan adalah niat menjadi seorang pemimpin harus semata-mata ibadah. Tidak ada hal lain, terlebih untuk mencari pangkat atau jabatan.
"Yang diharapkannya hanya ridho dari Tuhannya," kata Kang Emil saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) 2023 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (21/8/2023).
Selanjutnya atau yang kedua, kata Kang Emil, seorang pemimpin harus ingat dan paham bahwa jabatan yang diembannya hanya sementara. Diawali dengan pelantikan, maka di akhir nanti akan ada pemberhentian.
"Kesementaraan seorang pemimpin tidak boleh gegabah, harus fokus pada sumpah yang disampaikan kepada Tuhan yang maha kuasa," ucapnya.
Prinsip ketiga, menurut Kang Emil, pemimpin harus bisa memberikan manfaat kepada orang banyak. Sebab, baginya, manusia yang paling mulia bukan dilihat dari sebatas materi.
"Manusia yang paling mulia bukan manusia yang paling berkuasa, paling kaya, paling berilmu. Manusia yang paling mulia adalah manusia hidupnya penuh manfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Orang nomor satu di Jabar ini kemudian memaparkan berbagai capaian yang ditorehkannya selama memimpin daerah paling padat penduduknya di Indonesia. Sejak 2018, ratusan penghargaan dan prestasi didapat oleh Pemprov Jabar.
Dari sudut pandang kebebasan pers, imbuh Kang Emil, indeksnya melonjak dari 2018 yang hanya peringkat 29. Saat ini indeksnya menjadi ranking 2 secara nasional. Lalu, indeks kondusivitas Jabar pun angkanya kini 87,5 persen.
"Angka itu menandakan di seluruh penjuru Jabar rakyat tenang, nyaman, tidak banyak kriminalitas," tutur Kang Emil.
Lima tahun ke belakang, ungkap Kang Emil, terdapat ribuan lahan kritis di Jabar. Oleh karenanya, Pemprov Jabar menggalakkan penanaman 50 juta pohon.
"83 juta pohon kami berhasil tanam, sehingga menghilangkan 80 ribu lahan kritis menjadi hijau, menambah oksigen, mengurangi karbon berkat kerja kolaborasi," bebernya.
Dikatakan Kang Emil, pada 2017,Sungai Citarum dikenal sebagai sungai terkotor di dunia. Akan tetapi, hari ini statusnya sudah berubah dari cemar berat menjadi ringan. Pencapaian itu didapat berkat kolaborasi TNI/Polri dan kejaksaan.
"Sebanyak 60 kasus kami bawa ke pengadilan dengan dukungan dari KUMHAM terkait pengajuan berkas hukumnya untuk menunjukan kami tegas terhadap pelanggaran hukum khususnya hukum lingkungan di Jabar," tandasnya.
"Yang diharapkannya hanya ridho dari Tuhannya," kata Kang Emil saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) 2023 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (21/8/2023).
Selanjutnya atau yang kedua, kata Kang Emil, seorang pemimpin harus ingat dan paham bahwa jabatan yang diembannya hanya sementara. Diawali dengan pelantikan, maka di akhir nanti akan ada pemberhentian.
"Kesementaraan seorang pemimpin tidak boleh gegabah, harus fokus pada sumpah yang disampaikan kepada Tuhan yang maha kuasa," ucapnya.
Prinsip ketiga, menurut Kang Emil, pemimpin harus bisa memberikan manfaat kepada orang banyak. Sebab, baginya, manusia yang paling mulia bukan dilihat dari sebatas materi.
"Manusia yang paling mulia bukan manusia yang paling berkuasa, paling kaya, paling berilmu. Manusia yang paling mulia adalah manusia hidupnya penuh manfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Orang nomor satu di Jabar ini kemudian memaparkan berbagai capaian yang ditorehkannya selama memimpin daerah paling padat penduduknya di Indonesia. Sejak 2018, ratusan penghargaan dan prestasi didapat oleh Pemprov Jabar.
Dari sudut pandang kebebasan pers, imbuh Kang Emil, indeksnya melonjak dari 2018 yang hanya peringkat 29. Saat ini indeksnya menjadi ranking 2 secara nasional. Lalu, indeks kondusivitas Jabar pun angkanya kini 87,5 persen.
"Angka itu menandakan di seluruh penjuru Jabar rakyat tenang, nyaman, tidak banyak kriminalitas," tutur Kang Emil.
Lima tahun ke belakang, ungkap Kang Emil, terdapat ribuan lahan kritis di Jabar. Oleh karenanya, Pemprov Jabar menggalakkan penanaman 50 juta pohon.
"83 juta pohon kami berhasil tanam, sehingga menghilangkan 80 ribu lahan kritis menjadi hijau, menambah oksigen, mengurangi karbon berkat kerja kolaborasi," bebernya.
Dikatakan Kang Emil, pada 2017,Sungai Citarum dikenal sebagai sungai terkotor di dunia. Akan tetapi, hari ini statusnya sudah berubah dari cemar berat menjadi ringan. Pencapaian itu didapat berkat kolaborasi TNI/Polri dan kejaksaan.
"Sebanyak 60 kasus kami bawa ke pengadilan dengan dukungan dari KUMHAM terkait pengajuan berkas hukumnya untuk menunjukan kami tegas terhadap pelanggaran hukum khususnya hukum lingkungan di Jabar," tandasnya.
(shf)