Kisah Perempuan Sakti Petapa Gua Pantai Selatan Berjuang Melawan Penjajah Belanda

Rabu, 16 Agustus 2023 - 06:53 WIB
loading...
Kisah Perempuan Sakti...
Nyi Ageng Serang, perempuan penakluk hati Hamengku Buwono II dan petapa sakti gua pantai selatan. Foto/Istimewa
A A A
Para perempuan juga dikisahkan ikut berjuang masuk ke dalam pasukan Pangeran Diponegoro melawan pasukan Belanda. Beberapa pasukan itu bahkan dikenal memiliki ketangguhan dalam berperang menghadapi Belanda.

Nama-nama perempuan seperti Raden Ayu Serang, nama asli Raden Ajeng Kursiah Retno Edi, atau yang kita kenal sebagai Nyi Ageng Serang, ibu Pangeran Serang II, istri seseorang dari garis keturunan Wali Songo Sunan Kalijaga.



Serta Raden Ayu Yudokusumo, salah satu putri Sultan Hamengku Buwono I, yang menikah dengan seorang Bupati Mancanagara Yogya, turut andil melawan penjajah bersama para pejuang dan rakyat.

Peter Carey pada “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 – 1825” juga mengisahkan bagaimana perjuangan Nyi Ageng Serang konon juga merupakan perempuan pertama yang memimpin pasukan berkekuatan 500 orang di sekitar Serang, Demak.

Saat itu putranya Pangeran Serang II menyerang posisi - posisi Belanda di Pantai Utara, pada bulan Agustus - September 1825. Bahkan konon Raden Ayu Serang ini konon memiliki kesaktian yang diperoleh setelah banyak bertapa di gua - gua di pantai selatan Jawa.



Perempuan sezaman Nyi Ageng Serang adalah Raden Ayu Yudokusumo. Ia konon dikenal memiliki kecerdasan dengan tingkat tinggi, dengan siasat yang luar biasa, ia menjadi otak dari serangan atas komunitas Tionghoa di Ngawi, pada 17 September 1826.

Dimana pusat pertahanannya di Muneng, kabupaten suaminya di timur Kali Madiun. Ia kemudian turut bergabung dengan pasukan Raden Sosrodilogo di Jipang Rajekwesi antara November 1827 dan Maret 1828.



Tak hanya itu kaum perempuan saja, di Ngawi dan pos cukai terdekat di Kudur Brubuh, Bengawan Solo, seorang perempuan peranakan berperan penting dalam membentuk pasukan keamanan setempat menyusul manuver Raden Ayu Yudokusumo.

Para wanita di desa - desa sekitar Yogyakarta juga konon telah menyiapkan bubuk mesiu, untuk bersiap menghadapi musuh.

Para perempuan juga membawa barang berharga ke medan laga, dengan mengenakan seragam tempur seperti pria, konsisten dengan apa yang dilakukannya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2085 seconds (0.1#10.140)