Sejarah Belanda Incar Kekayaan Alam Malang untuk Biayai Agresi Penjajahan

Senin, 14 Agustus 2023 - 06:12 WIB
loading...
Sejarah Belanda Incar Kekayaan Alam Malang untuk Biayai Agresi Penjajahan
PG Krebet menjadi salah satu peninggalan Belanda yang masih beroperasi di Malang. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
Belanda menganggap Malang menjadi daerah penting yang harus dikuasai kembali, pascakemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bagaimana semasa penjajahan Belanda, Malang menjadi salah satu pendulang pendapatan pemerintahan kolonial Belanda.

Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM) Reza Hudianto mengatakan, potensi kekayaan perkebunan dan kekayaan sumber daya alamnya menjadikan Belanda selalu memprioritaskan Malang dikuasai.

Apalagi sejak sebelum bangunan di bouwplan satu sampai delapan dicanangkan hampir sebagian besar Malang merupakan perkebunan tebu.



”Kota Malang memang kepemilikan tanahnya masih milik pabrik gula Rejoagung, sebagian milik rakyat. Mayoritas masih perkebunan,” kata Reza Hudianto.

Tak ayal karena pentingnya Malang membuat pasukan Belanda menumpang sekutu, kembali berusaha menguasai Malang seusai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Salah satu tujuan yang direbut pasukan Belanda adalah perkebunan, yang sebelumnya saat masa penjajahan menjadi penghasil pundi cuan bagi Belanda.



”Agresi militer pertama yang dicari daerah perkebunan, itu penghasil uang bagi mereka. Kalau mereka nggak segera mungkin merebut area perkebunan, mereka nggak bisa membiayai mesin perang yang telanjur datang ke sisi utara (Pantai Utara Jawa),” terangnya.

Apalagi semasa penjajahan, Malang menjadi salah satu tangsi militer Belanda. Terlebih di Malang juga terdapat lapangan udara di Pakis yang kini bernama Bandara Abdul Rachman Saleh.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)