Ganjar Ingatkan ASN Jateng Jangan Tiru Sosok Bakir di Novel Pramoedya Ananta Toer
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang juga Bacapres Partai Perindo menceritakan sosok Bakir di hadapan ratusan pegawai negeri di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Pemprov Jateng, Senin (7/8/2023).
Bakir adalah seorang tokoh dari novel berjudul Korupsi, karya Pramoedya Ananta Toer yang ditulis tahun 1954 silam.
Ganjar ketika berbicara pada kegiatan Komisi Penyuluh Antikorupsi (KOMPAK) Aparat Pengawasan Intern (API) Jateng dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tim Penilai Desa Antikorupsi, kerjasama Pemprov Jateng dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bakir, sebut Ganjar, adalah sosok aparatur pemerintah alias ASN yang hampir pensiun, namun tidak punya uang dan harta yang banyak. Padahal, kondisi ekonomi Bakir dan keluarganya, yakni 1 istri dan 4 anaknya sedang terjepit.
Selama pengabdiannya dikenal jujur akhirnya korupsi. “Walaupun takut karena jujur. Tapi bisikannya makin kuat, ‘Ini kecil kok (korupsinya) nggak papa’,” cerita Ganjar dikenal sosok pemimpin muda, energetik, merakyat, berprestasi, berpengalaman dan family man itu.
Akhirnya, Bakir korupsi, dari yang kecil sampai besar. Bahkan karena mendapat uang haram itu, dia punya istri muda. Istri dan 4 anaknya ditelantarkan. Akhirnya, aksi Bakir terendus aparat penegak hukum dan ditangkap kemudian menjalani masa tuanya di penjara.
“Korupsi awalnya kecil jadi banyak (besar),” sambung Ganjar.
Soal anti-korupsi ini juga yang dipesankan Ganjar kepada Penjabat Gubenur Jateng selanjutnya.
Dia ingin penjabat selanjutnya meneruskan kiprahnya mencegah korupsi, sebagaimana tagline yang selalu Ganjar gaungkan selama memimpin Jateng 2 periode ini alias 10 tahun terakhir.
“Pesen saya mboten korupsi mboten ngapusi (tidak korupsi, tidak berbohong,” lanjut Ganjar.
Jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng akan habis pada 5 September mendatang. Dia mengaku masih banyak pekerjaaan rumah yang belum diselesaikan.Menurutnya pekerjaan sebagai gubernur tidak pernah selesai sekalipun masa jabatan telah berakhir.
Sehingga penjabat yang meneruskan jabatan tersebut perlu saling melengkapi kekurangan yang dimiliki pendahulunya. Bagi Ganjar yang terpenting adalah pekerjaan ada yang terus diperbaiki setiap hari.
“Siapa pun yang memimpin nggak akan pernah selesai, tapi tiap hari harus bisa memperbaiki," sambung Ganjar.
Bakir adalah seorang tokoh dari novel berjudul Korupsi, karya Pramoedya Ananta Toer yang ditulis tahun 1954 silam.
Ganjar ketika berbicara pada kegiatan Komisi Penyuluh Antikorupsi (KOMPAK) Aparat Pengawasan Intern (API) Jateng dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tim Penilai Desa Antikorupsi, kerjasama Pemprov Jateng dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga
Bakir, sebut Ganjar, adalah sosok aparatur pemerintah alias ASN yang hampir pensiun, namun tidak punya uang dan harta yang banyak. Padahal, kondisi ekonomi Bakir dan keluarganya, yakni 1 istri dan 4 anaknya sedang terjepit.
Selama pengabdiannya dikenal jujur akhirnya korupsi. “Walaupun takut karena jujur. Tapi bisikannya makin kuat, ‘Ini kecil kok (korupsinya) nggak papa’,” cerita Ganjar dikenal sosok pemimpin muda, energetik, merakyat, berprestasi, berpengalaman dan family man itu.
Akhirnya, Bakir korupsi, dari yang kecil sampai besar. Bahkan karena mendapat uang haram itu, dia punya istri muda. Istri dan 4 anaknya ditelantarkan. Akhirnya, aksi Bakir terendus aparat penegak hukum dan ditangkap kemudian menjalani masa tuanya di penjara.
“Korupsi awalnya kecil jadi banyak (besar),” sambung Ganjar.
Soal anti-korupsi ini juga yang dipesankan Ganjar kepada Penjabat Gubenur Jateng selanjutnya.
Dia ingin penjabat selanjutnya meneruskan kiprahnya mencegah korupsi, sebagaimana tagline yang selalu Ganjar gaungkan selama memimpin Jateng 2 periode ini alias 10 tahun terakhir.
“Pesen saya mboten korupsi mboten ngapusi (tidak korupsi, tidak berbohong,” lanjut Ganjar.
Jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng akan habis pada 5 September mendatang. Dia mengaku masih banyak pekerjaaan rumah yang belum diselesaikan.Menurutnya pekerjaan sebagai gubernur tidak pernah selesai sekalipun masa jabatan telah berakhir.
Sehingga penjabat yang meneruskan jabatan tersebut perlu saling melengkapi kekurangan yang dimiliki pendahulunya. Bagi Ganjar yang terpenting adalah pekerjaan ada yang terus diperbaiki setiap hari.
“Siapa pun yang memimpin nggak akan pernah selesai, tapi tiap hari harus bisa memperbaiki," sambung Ganjar.
(ams)