Gawat, Data Nasabah Bank Diduga Dijual Belikan

Rabu, 07 Desember 2016 - 18:26 WIB
Gawat, Data Nasabah Bank Diduga Dijual Belikan
Gawat, Data Nasabah Bank Diduga Dijual Belikan
A A A
SEMARANG - Penyidik Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polrestabes Semarang menduga telah terjadi jual beli data nasabah bank oleh oknum freelance.

Ini menyusul diamankannya tersangka baru rangkaian kasus pembobolan berbagai bank di Kota Semarang. Ini adalah tersangka ke empat yang diamankan, setelah sebelumnya polisi menangkap 3 tersangka.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji mengatakan, tersangka baru itu berinisial AS, warga Kota Semarang. Dia menyebut, AS menyerahkan diri diantar oleh keluarganya.

"Saat upaya pengejaran mau pun penangkapan, yang bersangkutan sempat melarikan diri. Inisialnya AS, nama pelaku belum bisa kami ungkap supaya pelaku-pelaku lain yang di dalamnya tidak kabur," ungkap Abi di Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/12/2016).

Peran AS sementara, jadi perantara data-data nasabah untuk diberikan ke komplotan pembobol bank. Data-data itulah yang digunakan tersangka Deky Nawawi, otak komplotan itu, untuk dimasukkan ke blanko KTP kosong dengan lapisan plastik.

Inilah yang digunakan untuk mengajukan kredit dengan atua pun tanpa agunan di beberapa bank di Kota Semarang setahun terakhir.

Pengakuannya, dia memperoleh data-data nasabah dari rekannya yang berprofesi sebagai karyawan freelance perbankan. AS sebelumnya sempat juga bekerja sebagai karyawan freelance bank.

"Sampai saat ini baru ada tiga pelapor, dari Bank Mandiri, BII dan Standar Charactered," lanjutnya.

Kepala Sat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Wiyono Eko menyebut AS menyerahkan diri pada Senin (5/12/2016).

"AS masih diperiksa, dia ini swasta punya toko kelontong. Bukan pegawai bank. Cuma dia punya kenalan orang freelance yang ngasih data identitas nasabah bank," tambah Wiyono.

Pihaknya, sebut Wiyono, menduga komplotan ini punya banyak jaringan melibatkan oknum-oknum freelance perbankan. Diduga kuat ada jual beli data identitas nasabah bank.

"Misalkan ada nasabah 1 punya kartu kredit, nanti dibocorkan ke freelance lainnya, dijual. Jadi freelance ini saling jual data. Mencari nasabah ini kan tidak asal acak, tapi sudah pasti," bebernya.

Diketahui, pekan lalu polisi membongkar sindikat penipuan pembobol bank yang diduga sudah beraksi 1 tahun terakhir.

Mereka menggunakan KTP dengan identitas palsu untuk pengajuan kredit pada beberapa bank. Pada kurun waktu 1 tahun terakhir, komplotan ini membobol 8 bank, meraup sekira Rp335 juta.

Ada tiga tersangka yang ditangkap. Masing-masing; M. Deky Nawawi (32), warga Jalan Ngesrep Timur V RT01/RW03, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Edy Prayitno (43), warga Graha Pesona Jatisari Blok A-4/10, RT04/RW13, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Tersangka ketiga bernama Taufik (32), warga Pundungputih, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Komplotan Ini bekerja sama, mengaku sebagai karyawan PT. Global Sarana Utama. Otak kejahatan ini, tersangka Deky.

Ia membuat KTP identitas palsu, mengirim pengajuan permohonan kartu kredit dan kredit tanpa agunan ke pihak bank secara online.

Dia juga menyuruh 2 tersangka lain untuk menjadi calon debitur dan sebagai pimpinan PT tersebut apabila pihak bank melakukan kroscek pihak bank untuk verifikasi kredit. Tersangka Deky juga yang membagi uang hasil bobol bank tersebut.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5522 seconds (0.1#10.140)