Sejarah Sekolah Gratis SMKN Jateng, Berawal dari Masa Lalu Ganjar Kesulitan Sekolah

Rabu, 26 Juli 2023 - 08:47 WIB
loading...
Sejarah Sekolah Gratis SMKN Jateng, Berawal dari Masa Lalu Ganjar Kesulitan Sekolah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowomenerima kunjungan alumni SMKN Jateng di Puri Gedeh, Kota Semarang. Foto/Dok Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - SMKN Jateng tercatat telah sukses mempercepat penurunan kemiskinan. Sekolah yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sejak periode pertama kepemimpinannya pada 2014 lalu, telah meluluskan 1.837 siswa.

Tapi siapa kira, hadirnya SMKN Jateng untuk anak kurang mampu itu lantaran kehidupan masa lalu Bacapres Partai Perindo Ganjar Pranowo yang juga tidak mudah saat menempuh pendidikan.

Kedua orang tua Ganjar kala itu keterbatasan biaya untuk kehidupan sehari-hari dan menyekolahkan anaknya.



Bahkan, Ganjar yang dikenal sebagai sosok pemimpin muda, energetik, berprestasi, berpengalaman dan family man itu, saat kecil pernah berjualan bensin di pinggir jalan untuk mencari penghasilan tambahan agar tidak menyusahkan kedua orang tuanya yang bernama Pamuji dan Sri Suparmi.

Ditemui usai menerima kunjungan alumni SMKN Jateng di Puri Gedeh, Kota Semarang, pria berambut putih itu menceritakan ide mendirikan sekolah gratis bagi anak kurang mampu merupakan wujud refleksi dari masa lalunya yang mengalami keterbatasan biaya.

Sejarah Sekolah Gratis SMKN Jateng, Berawal dari Masa Lalu Ganjar Kesulitan Sekolah


Bacapres Partai Perindo Ganjar Pranowo mengatakan bahwa spiritnya di masa lalu menjadikannya lebih kuat.

”Memang spirit saya waktu itu saya berkaca pada diri saya sendiri. Ketika dulu kita sekolah tidak mudah, kemudian orang tua tidak mampu, serbarepot, tidak punya kendaraan, ongkos mahal, maka kita buat sekolahnya mesti gratis, boarding, ada penginapannya, makannya gratis,” ujar Ganjar di Puri Gedeh, Senin (24/7/2023).



Sampai pada saat terpilih menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah pertama kalinya, Ganjar tidak langsung melupakan masa-masa perjuangannya saat kecil demi bisa menempuh pendidikan.

Mengusung konsep pendidikan gratis yang dikhususkan bagi anak kurang mampu, Ganjar langsung mengalokasikan anggaran untuk mendirikan tiga SMKN Jateng, yakni di Purbalingga, Semarang dan Pati.

Selain bertujuan untuk menggratiskan pendidikan, Ganjar juga mengupayakan pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah melalui SMKN Jateng untuk mengajarkan para siswanya menjadi lulusan siap kerja.

”Waktu itu saya melihat, satu banyak kemiskinan yang ada dan kemudian kita butuh lembaga belajar yang kalau siswa ke sana, keluar langsung kerja, maka saya bilang ini mesti disiplin, ini mesti bagus. Maka saya switch beberapa SMK, langsung kita jadikan boarding school, kita beri anggaran,” ungkap Ganjar.



Hari ini, total ada 18 SMKN Jateng yang terdiri dari 3 boarding school dan 15 semi boarding school. Adapun 1.837 lulusan terdiri dari 3 SMKN Jateng, yakni SMKN Jawa Tengah Semarang 825 lulusan, SMKN Jawa Tengah Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jawa Tengah Purbalingga.

Upaya peningkatan jumlah dan kualitasnya pun masih terus dilakukan Ganjar agar semakin banyak anak kurang mampu yang bisa mendapatkan kesetaraan pendidikan, sekaligus mempercepat penurunan kemiskinan di Jawa Tengah.

”Saya haqul yakin, kalau ini banyak kita catat, maka mereka-mereka ini sedang mengentaskan kemiskinan keluarganya. Mereka menjadi tulang punggung, kalau kita bisa produksi lebih banyak sekolah-sekolah SMKN Jateng semacam ini, dugaan saya mereka yang dari keluarga kurang mampu, akan bisa terentaskan dengan cepat,” kata Ganjar.

Para siswa dan lulusan SMKN Jateng juga tak kalah dalam hal menorehkan prestasi. Terakhir, Ganjar mewisuda 258 lulusan SMKN Jateng pada bulan Mei kemarin. Mereka adalah angkatan ke-7 SMKN Jateng dan sebanyak 70 persen di antaranya langsung diterima kerja, bahkan diterima di perguruan tinggi negeri favorit.

”Saya terharu sebenarnya melihat anak-anak yang semangatnya luar biasa dengan background keluarga yang tidak mampu, tapi pada sisi yang lain ada guru-guru yang luar biasa mendampingi anak-anak atau murid diberikan akses,” tutur Ganjar.

”Saya bangga betul, satu sudah kerja 4 tahun di Jepang, satu jadi Brimob tadi, yang satu kerja di KAI. Yang selalu saya katakan, setelah kamu seperti ini apa yang akan kamu lakukan untuk keluargamu dan kedua orang tuamu,” sambung Ganjar.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1475 seconds (0.1#10.140)