Detik-detik Kepanikan Warga Merasakan Getaran Banjir Bandang dari Lereng Semeru

Jum'at, 07 Juli 2023 - 22:05 WIB
loading...
Detik-detik Kepanikan Warga Merasakan Getaran Banjir Bandang dari Lereng Semeru
Jembatan penghubung Malang-Lumajang putus total diterjang banjir bandang Sungai Glidik, yang berada tepat di perbatasan antara Kabupaten Lumajang, dengan Kabupaten Malang, Jumat (7/7/2023). Foto/SINDOnews/Emanuel Yuswantoro
A A A
MALANG - Banjir bandang Sungai Glidik menerjang wilayah perbatasan Kabupaten Malang, dengan Kabupaten Lumajang, Jumat (7/7/2023). Sungai yang berhulu di Gunung Semeru tersebut, meluap dengan sangat deras hingga memutuskan jembatan utama penghubung Malang-Lumajang.



Air bah bercampur lumpur, batu, dan batang-batang kayu, tiba-tiba saja datang menerjang dengan sangat deras. Warna airnya cokelat pekat, dan beraroma lumpur sangat kuat. Suara banjir bandang bergemuruh, dan langsung menerjang apa saja yang dilintasinya.



"Suaranya bergemuruh dan getarannya sangat kuat," ujar Rusdi (52) warga RT 21 RW 4 Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Melihat air sungai sudah meluap hampir mencapai jembatan, Rusdi dan keluarganya langsung ke luar rumah dan berlari ke daerah yang lebih aman.



Rumah Rusdi yang berjarak sekitar 200 meter dari jembatan, terasa bergetar saat banjir bandang terjadi. Bahkan, saat banjir bandang menerjang warga menyaksikan jembatan sudah bergoyang-goyang.

"Jembatannya bergoyang-goyang saat airnya masih naik setengah dari tinggi tebing jembatan. Kami berinisiatif menghentikan semua kendaraan yang melintas. Warga yang diseberang jembatan juga menghentikan kendaraan," ungkapnya.

Detik-detik Kepanikan Warga Merasakan Getaran Banjir Bandang dari Lereng Semeru


Tiba-tiba saja, banjir bandang semakin tinggi hingga menerjang di atas jembatan. Tidak seberapa lama, jembatan di jalur penghubung Malang-Lumajang tersebut langsung lenyap diterjang derasnya banjir bandang. Air banjir sampai melimpas dan masuk ke rumah warga bernama Samin yang letaknya persis di tepi jembatan.

Jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar sekitar 10 meter tersebut, akhirnya lenyap tak bersisa. Banjir bandang naik hingga ketinggiannya mencapai sekitar 20 meter. Peristiwa banjir bandang itu terjadi, usai warga melaksanakan salat Jumat, sekitar pukul 14.00 WIB.



Sejak 10 hari terakhir, Rusdi mengaku wilayahnya memang selalu dilanda hujan. Sungai Glidik yang mengalir tepat berada di perbatasan Malang-Lumajang tersebut, belum pernah mengalami banjir bandang seperti itu. "Kalaupun banjir, ya banjir biasa saja tidak sampai airnya melompat jembatan," ungkapnya.

Kepanikan yang sama juga dirasakan Hari (54). Tetangga Rusdi ini, sempat menyaksikan permukaan air Sungai Glidik terus mengalami kenaikan. "Habis Jumatan, saya lihat air terus naik dan semakin deras. Langsung saya minta truk dan penambang pasir naik ke jalan," ungkapnya.

Detik-detik Kepanikan Warga Merasakan Getaran Banjir Bandang dari Lereng Semeru


Hari sampai lari tergopoh-gopoh naik ke jalan raya, karena banjir terus meningkat. Tidak seberapa lama, banjir bandang benar-benar menerjang dan hanya dalam sekejap melenyapkan jembatan. "Kejadiannya sangat cepat, hanya sekejap saat air naik jembatan langsung terbawa. Banjir besarnya terjadi sekitar satu jam, setelah itu surut," ungkapnya.

Setelah banjir bandang surut, warga menyaksikan kondisi jembatan sudah tinggal menyisakan pondasi yang terselimuti lumpur. Bencana banjir bandang Sungai Glidik, dan longsor yang sebelumnya menutup Jalur Piket Nol, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, membuat warga di Kecamatan Pronojiwo terisolasi.



Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengakui telah menerima gambar putusnya jembatan Sungai Glidik akibat diterjang banjir bandang. "Tim relawan sudah melaporkan kejadian tersebut, tetapi kami belum bisa melakukan pendataan di lokasi karena jalur menuju ke lokasi masih tertutup longsor di Piket Nol," tuturnya.

Camat Pronojiwo, Hindam mengaku dengan putusnya jembatan penghubung Malang-Lumajang, dan longsor yang menutup jalur Piket Nol, tentunya akses masyarakat di Kecamatan Pronojiwo menjadi terputus. "Tetapi secara umum situasi di Pronojiwo masih kondusif," terangnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)