Bahas Seni dan Lingkungan, Begini Keseruan saat Ganjar Dialog dengan Gen Z dan Milenial Bali

Minggu, 18 Juni 2023 - 02:40 WIB
loading...
Bahas Seni dan Lingkungan, Begini Keseruan saat Ganjar Dialog dengan Gen Z dan Milenial Bali
Capres PDIP, Ganjar Pranowo saat berdialog dengan Gen Z dan milenial Bali di Kebon Vintage Cars Bali Classic, Denpasar, Sabtu (17/6/2023). Foto/Ist.
A A A
DENPASAR - Keseruan mewarnai dialog antara calon presiden (Capres) PDIP, Ganjar Pranowo dengan Gen Z dan milenial Bali. Dialog yang digelar di Kebon Vintage Cars Bali Classic, Kota Denpasar tersebut, membahas keterlibatan anak-anak muda dan peran pemerintah di industri kreatif, Sabtu (17/6/2023).



Ganjar berdialog di sebuah panggung dengan Youtuber, David Allen, dan Musisi Bali yang menjadi Pemrakarsa Anugerah Musik Bali, Gede Bagus. Dalam dialog itu, Ganjar sampai menelepon Gubernur Bali, I Wayan Koster agar merespons langsung permintaan para anak muda.



Awalnya Ganjar meminta David Allen, dan Gede Bagus untuk menceritakan apa yang mereka lakukan dan aspirasi yang hendak disampaikan. Gede Bagus bercerita bagaimana anak muda seperti dirinya, punya perhatian serius soal regenerasi pelaku industri nasional maupun di Bali.



Selain itu, Gede Bagus juga menyampaikan bagaimana agar hak cipta karya kreatif orang Indonesia bisa dilindungi, sehingga pelaku industri kreatif jadi miskin saat usianya tua. "Lalu kamu kritik apa untuk pemerintah? Sekalian sampaikan kritik yang sinis dan sadis," kata Ganjar.

Gede Bagus lalu menjawab ada tiga hal. Pertama bahwa pemerintah jarang melibatkan pelaku industri kreatif lokal dalam kegiatan yang disponsori pemerintah. Yang kedua, pentingnya pengakuan negara akan profesi pelaku industri kreatif. Pengakuan akan berimbas hingga ke perbankan yang bersedia memberikan kredit untuk anak-anak muda pelaku sektor kreatif.

Bahas Seni dan Lingkungan, Begini Keseruan saat Ganjar Dialog dengan Gen Z dan Milenial Bali


"Kalau sekarang, jadi seniman itu dianggap bukan masa depan. Padahal di luar negeri, 70 persen penguasa ekonomi itu dari industri kreatif. Jadi ada pengakuan profesi. Software maker misalnya, mana ada pengakuan profesinya di sini? Konsekuensi ke perbankan. Mau bersaing sama bule misalnya yang punya alat bagus, tapi kita tak bisa beli. Ketika pengakuan profesi belum ada, agak susah akses ke keuangan," urai Gede Bagus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)