Kesetiaan Istri Gajah Mada, Nekat Bunuh Diri Usai Suaminya Moksa

Minggu, 04 Juni 2023 - 06:15 WIB
loading...
Kesetiaan Istri Gajah Mada, Nekat Bunuh Diri Usai Suaminya Moksa
Mahapatih Gajah Mada.Ilustrasi
A A A
Gajah Mada menjadi salah satu elemen penting di Kerajaan Majapahit. Ia menjadi Mahapatih yang mengantarkan Majapahit menjadi kerajaan termasyhur dan besar serta disegani di nusantara. Namun peristiwa Bubat mengubah jalan hidupnya.

Gajah Mada yang saat itu berupaya menyatukan nusantara dengan program politiknya tersandung oleh Kerajaan Sunda. Gajah Mada berbeda pendapat soal Dyah Pitaloka Citraresmi yang akan dinikahi sang atasannya Hayam Wuruk.

Kala itu Hayam Wuruk memang masih berusia cukup muda yakni 23 tahun. Sosoknya belum mempunyai pendamping yang membuat ia membutuhkan permaisuri untuk meneruskan trahnya. Peristiwa Bubat pun menjadi awal mula penurunan karier Gajah Mada di Kerajaan Majapahit.

Usai peristiwa itu terjadi ia dijadikan kambing hitam oleh para pejabat istana dan Hayam Wuruk. Ia melarikan diri dari pengejaran bala tentara Majapahit. Di saat dikepung rumahnya itulah sebagaimana dikisahkan pada "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", dari Prof. Slamet Muljana, ia moksa ke Wisnuloka.

Baca juga: Kisah Runtuhnya Kekuasaan Amangkurat III dan Tragedi Raden Ayu Lembah

Bala tentara itu masuk ke rumah Gajah Mada dan hanya menemukan sang istri Gajah Mada yakni Nyi Patih. Mereka mencari tempat sembunyi Patih Mada, tetapi sia-sia. Akhirnya isi rumah dijarah-rayah. Harta benda dirampas.

Sementara itu terdengar laporan bahwa Patih Mada telah lolos. Semua orang dikerahkan untuk mencarinya, menelusuri desa-desa. Tetapi hasilnya nihil.

Di sisi lain, Nyi Patih meninggalkan rumah, mengembara mencari tempat sembunyi. Di tempat sunyi sepi ia bertemu dengan seorang pria, sangat bagus rupanya seolah-olah titisan Dewa Asmara. Tingkah lakunya mirip Gajah Mada sang suaminya.

Tidak putus-putusnya Nyi Patih bertanya, siapa dia dan dari mana asalnya. Yang ditanya, akhirnya mengaku bahwa ia sedang menelusur desa dan tempat-tempat sunyi untuk mencari maut. Ia berasal dari Majapahit.

Sang pria itu mengaku meninggalkan Majapahit, karena orang-orang Majapahit sedang marah. Nyi Patih mengenal kembali suaminya yang telah moksa, akhirnya seegera dipeluknya. Selanjutnya pria itu hilang.

Nyi Patih segera berdandan, berlangir, bersisir, berkampuh lungsir putih, berselubung kain putih, siap untuk berbela. Keris yang sudah terhunus ditikamkan ke dalam dadanya tembus sampai jantung. Ia yakin bahwa telah selesai tugasnya.

Tak ada lagi yang harus dipikirkan seperti sungai yang airnya telah habis ditimba. Nyi Patih setia kepada sang suami sampai kepada ajalnya. Sulitlah mencari istri yang setia baktinya kepada suami seperti Nyi Patih, sama sulitnya dengan mencari bunga teratai di atas batu karang.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0796 seconds (0.1#10.140)