Komunitas Pendidik di Lombok Pelajari Etika dan Tips Aman Berinteraksi di Dunia Digital

Jum'at, 19 Mei 2023 - 14:54 WIB
loading...
Komunitas Pendidik di...
Penggunaan internet sebagai ruang pencarian ilmu pengetahun tidak bisa terhindarkan bagi seorang pelajar. Namun untuk menjelajahi ruang digital etika harus dijunjung tinggi. Foto ilustrasi
A A A
LOMBOK - Penggunaan internet sebagai ruang pencarian ilmu pengetahun tidak bisa terhindarkan bagi seorang pelajar. Namun untuk menjelajahi ruang digital etika harus dijunjung tinggi. Dengan itu, seorang pelajar bisa memanfaatkan internet secara positif.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin menyatakan, internet positif yang memuat konten, website, iklan, dan lainnya harus terbebas dari unsur pornografi, perjudian, SARA, atau konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

”Ada tiga aspek tujuan internet positif, yakni: internet yang aman, nilai perlindungan, dan penghematan,” tutur Muhammad Amin dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas pendidikan di Lombok, NTB, Jumat (19/5/2023).



Menurut Muhammad Amin, internet yang aman dan sehat akan memberikan perlindungan terhadap akses internet berdasarkan daftar informasi sehat terpercaya. "Selanjutnya, memberikan perlindungan pada masyarakat terhadap nilai-nilai etika, moral, dan kaidah-kaidah yang tidak sesuai dengan citra bangsa Indonesia, sehingga tidak terjadi pemborosan,” sambung Amin dalam diskusi virtual bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital” itu.

Dia menegaskan, internet positif berarti juga menggunakan internet secara positif, kreatif, sehat, dan aman. Hal itu bisa dilaksanakan dengan literasi dan pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Amin lalu memberikan tips yang dapat membantu pelajar memiliki etika di dunia digital. Di antaranya menggunakan internet untuk mengakses konten yang positif, menghapus malware, pop-up, dan iklan yang tidak diinginkan, memvalidasi link yang mencurigakan, memeriksa pengaturan privasi," ungkap Amin dalam webinar yang juga diikuti secara nobar oleh santri madrasah dan pondok pesantren di Lombok, NTB itu.

”Hal lain yang harus diingat pelajar, bahwa posting itu permanen, buat password yang 'kuat', tidak mengungkap informasi pribadi, hati-hati terhadap berita palsu, tahu cara memblokir atau melaporkan konten. Terpenting, seorang pelajar tidak melakukan plagiasi,” sambungnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat Haryadi Iskandar mengatakan, agar pelajar mampu berbuat etis di dunia digital, diperlukan kompetensi terkait keamanan digital.

”Mengamankan perangkat digital, identitas digital, waspada penipuan digital, paham rekam jejak digital dan keamanan digital bagi anak. Hati-hati malware (virus, worm, trojan horse, ransomeware, spyware), phising dan scam,” pesannya.

Sementara itu, penyanyi Nelly Carey selaku key opinion leader diskusi menambahkan, etika pelajar di dunia digital akan selalu berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi saat menggunakan teknologi digital.

”Budaya dapat terbentuk dari beberapa unsur, yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, karya seni, dan lainnya. Ingat, etika dunia maya sama dengan dunia nyata seperti jujur, berkata baik ramah dan sopan,” pengkasnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2634 seconds (0.1#10.140)