2 Kecamatan di Cianjur Diterjang Banjir Bandang, Sekolah dan Jembatan Hancur

Selasa, 02 Mei 2023 - 00:31 WIB
loading...
2 Kecamatan di Cianjur Diterjang Banjir Bandang, Sekolah dan Jembatan Hancur
Banjir bandang menerjang Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu. Dua kecamatan, yakni iranjang dan Bojongpicung yang diterjang banjir, selain merendam ratusan rumah juga merusak sejumlah infrastruktur. Foto SINDOnews
A A A
CIANJUR - Banjir bandang menerjang Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu. Dua kecamatan, yakni Kecamaran Ciranjang dan Bojongpicung yang diterjang banjir, selain merendam ratusan rumah juga merusak sejumlah infrastruktur seperti gedung sekolah dan jembatan.



Rumah sekolah yang rusak adalah bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Cibogo, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang. Sekolah ini terendam banjir dengan ketinggian satu meter. Akibatnya sejumlah sarana dan prasarana milik sekolah hancur.

"Ruang perpustakaan dindingnya jebol. Ruang perpustakaan itu berfungsi juga sebagai kantor guru. Di situ juga ada sejumlah peralatan seperti printer kemudian scenner skipi dan alat-alat lainnya ini semuanya hancur terendam," ujar Kepala Sekolah SDN Cibogo 4, Sodikin, Senin (1/5/2023).

Padahal ruang kelas akan dipakai anak-anak dari kelas 1 hingga kelas 6 untuk kegiatan belajar mengajar setelah libur panjang hari raya Idulfitri 1444 Hijriah.

"Ya mau bagaimana lagi, seharusnya besok anak-anak sudah masuk sekolah, namun dengan kejadian ini karena kondisi ruang kelas tidak memungkinkan untuk dipakai belajar mengajar, terpaksa saya mengintruksikan guru-guru untuk belajar dari rumah atau daring. Untuk belajar di rumah semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 itu jumlahnya ada 298 siswa," jelas Sodikin.

Selain sekolah yang terdampak banjir bandang juga ada sebuah jembatan gantung di Sungai Cibalagung penghubung antara Desa Murnisari dengan Desa Bobojong ambruk. Akibatnya jalan tidak bisa dilalui kendaraan.

Padahal jembatan gantung tersebut sangat vital bagi warga kedua kampung untuk beraktifitas sehari-hari. Karena jembatan tersebut satu-satunya jalan yang menghubungkan kedua kampung.

”Pokonya jembatan ini sangat vital bagi warga kami, setiap hari digunakan anak-anak pergi ke sekolah dan warga lainnya untuk beraktivitas. Jadi kalau tidak ada jembatan gantung ini warga harus bagaimana,” kata Ketua RT Kampung Murnisari, Teten (50).

Teten menjelaskan, jika ambruknya jembatan gantung yang berukuran kurang lebih lebar 1,5 meter dan panjang 30 meter tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari, Senin (1/5/2023).

”Hujannya lama dan deras, tidak ada yang tahu ambruknya seperti apa. Hanya warga yang saat itu belum tidur mendengar suara gemuruh air dan saat dilihat jembatannya sudah ambruk dan hanyut,” jelasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1784 seconds (0.1#10.140)