Sosok Mpu Manuku, Raja Mataram Kuno yang Jago Pembuat Candi
loading...
A
A
A
Mpu Manuku merupakan raja keenam Kerajaan Mataram Kuno. Dia terkenal gemar membuat candi. Mpu Manuku punya nama lain dengan Rakai Pikatan adalah merupakan seorang dengan penganut Hindu. Dialah yang mendirikan kompleks Candi Siwaghra.
Candi Siwaghra dipersembahkan untuk Trimurti tiga dewa utama Hindu, yakni Brahma sebagai pencipta alam, Wisnu sebagai dewa pemelihara alam, dan Siwa sebagai dewa pemusnah atau perusak alam.
Mengutip buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" , candi mulai dibangun Mpu Manuku sekitar tahun 850 M yang diperluas di masa Dyah Balitung Maha Sambu.
Candi Siwaghra mengandung makna Rumah Siwa, yang sering disebut juga Candi Siwalaya mengandung pengertian Alam Siwa oleh para sejarawan.
Baca juga: Kisah Ratusan Prajurit Mataram yang Tewas Tanpa Kepala saat Berperang Melawan VOC
Candi Siwaghra dikenal dengan nama Candi Prambanan, yang berasal dari kata "parabrahman" bermakna brahman agung. Brahman teragung yang sering disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama hindu.
Candi Siwaghra dihiasi relief tentang epos Hindu, Ramayana, Krishnayana. Relief naratif ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama.
Relief ini dibaca sesuai ritual pradaksina, yakni dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam selama mengitari candi.
Kisah Ramayana bermula di sisi timur Candi Siwa dan dilanjutkan ke Candi Brahma. Pada pagar langkan Candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wisnu.
Selain itu, candi ini dihiasi dengan relief Ramayana yang menggambarkan bagaimana Shinta, istri Rama diculik Rahwana. Arca dan relief yang menggambarkan para dewata. Arca-arca Dewa Lokapala juga dapat ditemukan di Candi Siwa.
Sementara arca para penyusun kitab Weda terdapat di Candi Brahma. Di Candi Wisnu, terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara (bidadari) kahyangan.
Hasil observasi menyebutkan bahwa kompleks Candi Siwaghra, Siwalaya, atau Prambanan terdiri dari beberapa candi antara lain tiga Candi Trimurti, Candi Siwa, Candi Wishnu, dan Candi Brahma, kedua Candi Wahana yakni Candi Nandi, Candi Garuda, dan Candi Angsa.
Ketiga Candi Apit yang terletak di antara barisan Candi Trimurti dan barisan Candi Wahana di sisi utara dan selatan. Candi keempat, terletak di empat penjuru mata angin dan tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
Empat Candi Patok yang terletak di empat sudut halaman dalam atau zona inti. Kemudian disusul Candi Perwara yang jumlahnya mencapai 240 candi, yang tersusun dalam empat barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar, yakni 44, 52, 60, dan 68
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Candi Siwaghra dipersembahkan untuk Trimurti tiga dewa utama Hindu, yakni Brahma sebagai pencipta alam, Wisnu sebagai dewa pemelihara alam, dan Siwa sebagai dewa pemusnah atau perusak alam.
Mengutip buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" , candi mulai dibangun Mpu Manuku sekitar tahun 850 M yang diperluas di masa Dyah Balitung Maha Sambu.
Candi Siwaghra mengandung makna Rumah Siwa, yang sering disebut juga Candi Siwalaya mengandung pengertian Alam Siwa oleh para sejarawan.
Baca juga: Kisah Ratusan Prajurit Mataram yang Tewas Tanpa Kepala saat Berperang Melawan VOC
Candi Siwaghra dikenal dengan nama Candi Prambanan, yang berasal dari kata "parabrahman" bermakna brahman agung. Brahman teragung yang sering disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama hindu.
Candi Siwaghra dihiasi relief tentang epos Hindu, Ramayana, Krishnayana. Relief naratif ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama.
Relief ini dibaca sesuai ritual pradaksina, yakni dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam selama mengitari candi.
Kisah Ramayana bermula di sisi timur Candi Siwa dan dilanjutkan ke Candi Brahma. Pada pagar langkan Candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wisnu.
Selain itu, candi ini dihiasi dengan relief Ramayana yang menggambarkan bagaimana Shinta, istri Rama diculik Rahwana. Arca dan relief yang menggambarkan para dewata. Arca-arca Dewa Lokapala juga dapat ditemukan di Candi Siwa.
Sementara arca para penyusun kitab Weda terdapat di Candi Brahma. Di Candi Wisnu, terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara (bidadari) kahyangan.
Hasil observasi menyebutkan bahwa kompleks Candi Siwaghra, Siwalaya, atau Prambanan terdiri dari beberapa candi antara lain tiga Candi Trimurti, Candi Siwa, Candi Wishnu, dan Candi Brahma, kedua Candi Wahana yakni Candi Nandi, Candi Garuda, dan Candi Angsa.
Ketiga Candi Apit yang terletak di antara barisan Candi Trimurti dan barisan Candi Wahana di sisi utara dan selatan. Candi keempat, terletak di empat penjuru mata angin dan tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
Empat Candi Patok yang terletak di empat sudut halaman dalam atau zona inti. Kemudian disusul Candi Perwara yang jumlahnya mencapai 240 candi, yang tersusun dalam empat barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar, yakni 44, 52, 60, dan 68
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(msd)