Waspadai Kemudahan Pinjol, Lebih Baik Susah di Awal saat Ajukan Pinjaman
loading...
A
A
A
KEDIRI - Kasus pinjaman online (pinjol) semakin marak terjadi seiring banyaknya dan mudahnya mendapatkan pinjol di era digital ini. Agar tidak berujung kasus, maka sebaiknya memilih pinjol tidak karena tergiur kemudahannya.
Mochamad Ismanu Roziqi, Ketua Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Tulungagung mengatakan, lebih baik ribet mengecek rekening, password, dan PIN sebelum mengajukan pinjaman online.
”Ribet di awal berisiko aman daripada mengejar mudah dan nyaman di awal, tapi akhirnya jadi korban pinjaman online,” kata Roziqi dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di arena Bazar Ramadan-Simpang Lima Gumul, Kediri, Sabtu (8/4/2023) malam.
Roziki memastikan bahwa tidak ada yang aman di ruang digital. Yang bisa dilakukan hanya mengurangi risiko menjadi korban penipuan digital. "Apalagi, pesona pinjaman pinjol begitu menggoda, menjanjikan cara mudah dan cepat mendapat pinjaman," imbuhnya.
”Terkadang, saking buru-buru pengin mendapatkan pinjol, banyak yang mengabaikan sisi keamanan data pribadi. Sehingga, kalau sampai ceroboh berbagi PIN misalnya, data pribadi akan mudah diretas. Bukan untung, malah boncos,” sambungnya.
Merujuk data survei pengguna internet Indonesia oleh Kominfo tahun 2022, sebanyak 65,98 persen pengguna internet sadar kalau data pribadi yang disimpan di ruang digital bisa diambil pihak lain. Selain itu, 83,9 persen terjadinya penipuan di internet itu benar dan nyata terjadi
Karena itu, lanjut Roziki, menjaga keamanan digital mesti dilakukan sebelum bertransaksi. "Juga, meningkatkan kecakapan digital dengan mengenali perangkat, mengamankan data pribadi, dan biasa mengenali siapa mitra transaksi sebelum bertransaksi,” ujar Roziqi.
Diskusi luring dengan topik ”Bijaksana Melakukan Pinjaman Online” yang dipandu Ari Utami selaku moderator itu
berlangsung hangat. Diskusi diikuti Komunitas Pedagang Bazar Ramadan, Komunitas UMKM Kabupaten Kediri, dan masyarakat sekitar.
Selain Roziqi, diskusi juga menghadirkan narasumber Direktur LKP Mitra Ilmu Khotibul Umam. Dan Ketua Relawan TIK Surabaya Muhadjir Sulthoni Aziz.
Muhadjir Sulthoni mengatakan, Dalam paparannya mengatakan, salah satu hal penting dalam bertransaksi di ruang digital adalah mengenali rekam jejak penjual atau pemberi pinjaman sebelum bertransaksi.
Mochamad Ismanu Roziqi, Ketua Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Tulungagung mengatakan, lebih baik ribet mengecek rekening, password, dan PIN sebelum mengajukan pinjaman online.
”Ribet di awal berisiko aman daripada mengejar mudah dan nyaman di awal, tapi akhirnya jadi korban pinjaman online,” kata Roziqi dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di arena Bazar Ramadan-Simpang Lima Gumul, Kediri, Sabtu (8/4/2023) malam.
Roziki memastikan bahwa tidak ada yang aman di ruang digital. Yang bisa dilakukan hanya mengurangi risiko menjadi korban penipuan digital. "Apalagi, pesona pinjaman pinjol begitu menggoda, menjanjikan cara mudah dan cepat mendapat pinjaman," imbuhnya.
”Terkadang, saking buru-buru pengin mendapatkan pinjol, banyak yang mengabaikan sisi keamanan data pribadi. Sehingga, kalau sampai ceroboh berbagi PIN misalnya, data pribadi akan mudah diretas. Bukan untung, malah boncos,” sambungnya.
Merujuk data survei pengguna internet Indonesia oleh Kominfo tahun 2022, sebanyak 65,98 persen pengguna internet sadar kalau data pribadi yang disimpan di ruang digital bisa diambil pihak lain. Selain itu, 83,9 persen terjadinya penipuan di internet itu benar dan nyata terjadi
Karena itu, lanjut Roziki, menjaga keamanan digital mesti dilakukan sebelum bertransaksi. "Juga, meningkatkan kecakapan digital dengan mengenali perangkat, mengamankan data pribadi, dan biasa mengenali siapa mitra transaksi sebelum bertransaksi,” ujar Roziqi.
Diskusi luring dengan topik ”Bijaksana Melakukan Pinjaman Online” yang dipandu Ari Utami selaku moderator itu
berlangsung hangat. Diskusi diikuti Komunitas Pedagang Bazar Ramadan, Komunitas UMKM Kabupaten Kediri, dan masyarakat sekitar.
Selain Roziqi, diskusi juga menghadirkan narasumber Direktur LKP Mitra Ilmu Khotibul Umam. Dan Ketua Relawan TIK Surabaya Muhadjir Sulthoni Aziz.
Muhadjir Sulthoni mengatakan, Dalam paparannya mengatakan, salah satu hal penting dalam bertransaksi di ruang digital adalah mengenali rekam jejak penjual atau pemberi pinjaman sebelum bertransaksi.