Kisah Pilu Pengasuh Anak Yatim Piatu yang Sekolahnya Rusak karena Ledakan Kilang Pertamina Dumai
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Murni, pengasuh sekaligus pemilik TK/PAUD Ningrum dan Yatim Piatu di RT 22, Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dimai Timur, Kota Dumai membeberkan kisah pilunya. Dia merupakan satu dari korban tempat tinggal rusak akibat ledakan Kilang Pertamina yang terjadi pada (1/4/2023) malam lalu
Ledakan yang menyebab guncangan hebat membuat sekolah sekaligus tempat tinggal rusak. Kaca kaca sekolah dan dinding retak dan cor-coran berhamburan. "Akibat ledakan itu sekolah kami rusak, kaca kaca pecah dan dinding pada retak," kisah Murni mengawali ceritanya Senin (3/4/2023) kepada MPI.
Dia mengisahkan, malam itu dirinya baru pulang tarawih dan tadarusan di masjid dekat rumahnya. Kemudian dia pulang beristirat bersama anak-anaknya. Sementara suaminya sedang dinas luar.
Bangunan sekolah sekaligus tempat tinggal merupakan bentuk ruko. Lantai satu untuk anak sekolah TK dan PAUD. Dia juga mengasuh anak yatim. Sementara lantai dua untuk tempat tinggal.
Malam sekitar pukul 11.40 WIB, dirinya yang sedang rebahan dikagetkan dengan suara ledakan yang begitu besar disertai guncangan. Dirinya yang berada di kasur terbang ke atas dan jatuh lagi ke bawah.
"Seperti terbang gitu, sangking besarnya guncangannya. Papan, broti yang ada di ruko untuk persiapan pembangunan juga berjatuhan. Plafon juga rontok," imbuh Murni yang juga berprofsi sebagi guru.
Diapun bergegas menyelamatkan anaknya turun dari lantai atas. Sampai di lantai bawah, dia menyaksikan kondisi sudah porak-poranda. Dinding sekolah yang bagian depan yang terbuat dari kaca hancur berantakan. Dia berusaha keluar dengan membuka pintu, namun pintunya juga rusak, namun akhirnya bisa keluar.
"Dinding depan itu terbuat dari kaca. Sebagian besar runtuh. Dinding dari beton juga retak retak, pintu juga rusak. Padahal besok sudah melakukan aktitas belajar mengajar," imbuhnya.
Setelah kejadian ledakan, banyak warga mendatangi Kilang Pertamina. Kedatangan mereka kesana untuk memprotes pertanggungjawaban pihak perusahaan atas banyaknya rumah warga yang rusak.
Ledakan yang menyebab guncangan hebat membuat sekolah sekaligus tempat tinggal rusak. Kaca kaca sekolah dan dinding retak dan cor-coran berhamburan. "Akibat ledakan itu sekolah kami rusak, kaca kaca pecah dan dinding pada retak," kisah Murni mengawali ceritanya Senin (3/4/2023) kepada MPI.
Baca Juga
Dia mengisahkan, malam itu dirinya baru pulang tarawih dan tadarusan di masjid dekat rumahnya. Kemudian dia pulang beristirat bersama anak-anaknya. Sementara suaminya sedang dinas luar.
Bangunan sekolah sekaligus tempat tinggal merupakan bentuk ruko. Lantai satu untuk anak sekolah TK dan PAUD. Dia juga mengasuh anak yatim. Sementara lantai dua untuk tempat tinggal.
Malam sekitar pukul 11.40 WIB, dirinya yang sedang rebahan dikagetkan dengan suara ledakan yang begitu besar disertai guncangan. Dirinya yang berada di kasur terbang ke atas dan jatuh lagi ke bawah.
"Seperti terbang gitu, sangking besarnya guncangannya. Papan, broti yang ada di ruko untuk persiapan pembangunan juga berjatuhan. Plafon juga rontok," imbuh Murni yang juga berprofsi sebagi guru.
Diapun bergegas menyelamatkan anaknya turun dari lantai atas. Sampai di lantai bawah, dia menyaksikan kondisi sudah porak-poranda. Dinding sekolah yang bagian depan yang terbuat dari kaca hancur berantakan. Dia berusaha keluar dengan membuka pintu, namun pintunya juga rusak, namun akhirnya bisa keluar.
"Dinding depan itu terbuat dari kaca. Sebagian besar runtuh. Dinding dari beton juga retak retak, pintu juga rusak. Padahal besok sudah melakukan aktitas belajar mengajar," imbuhnya.
Setelah kejadian ledakan, banyak warga mendatangi Kilang Pertamina. Kedatangan mereka kesana untuk memprotes pertanggungjawaban pihak perusahaan atas banyaknya rumah warga yang rusak.