Miris, Buku SD Ini Berisi Kalimat yang Memperbolehkan Jadi Pelacur

Kamis, 12 November 2015 - 22:37 WIB
Miris, Buku SD Ini Berisi Kalimat yang Memperbolehkan Jadi Pelacur
Miris, Buku SD Ini Berisi Kalimat yang Memperbolehkan Jadi Pelacur
A A A
MALANG - Dunia pendidikan dasar di Kota Malang, digegerkan dengan munculnya kalimat yang memperbolehkan seorang ibu menjadi pelacur, demi memenuhi tanggung jawabnya menghidupi anak-anaknya.

Kalimat kurang patut untuk pelajar tingkat sekolah dasar ini, termuat dalam Buku Kerja Siswa Insan Bermartabat, untuk semester 1, kelas V sekolah dasar.

Dalam buku tersebut, tepatnya pada halaman 34, termuat penjelasan tentang tindakan bertanggungjawab, beserta contoh-contohnya.

Pada awal kalimat, hingga memasuki contoh-contoh bentuk tanggunjawab yang pertama, memang tidak ada masalah.

Tetapi, saat masuk pada poin dua tentang tanggungjawab kepada keluarga, termuat kalimat yang tidak patut untuk anak usia sekolah dasar.

Kalimat di contoh poin kedua tersebut adalah, "Seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya, walaupun harus menjadi pelacur sekalipun, karena demi memberikan kehidupan dan tanggung jawab atas ketiga anaknya,".

Buku kerja siswa ini, dibuat Dinas Pendidikan Kota Malang, dengan tim penyusun Nita Retno Wahyuning, Hidayah, dan Valentina Ratna Rahayu.

Sementara, editornya adalah Basori. Buku ini, digunakan sebagai buku pendamping, dalam proses belajar mengajar siswa.

Kabar tentang adanya kalimat tidak patut dibaca oleh siswa sekolah dasar ini, pertama kali ramai terjadi di SD Model Telogowaru.

Tetapi, kepala sekolah, dan guru enggan untuk dimintai keterangan terkait hal tersebut. Mereka terkesan menutupi adanya kejanggalan dalam buku kerja siswa tersebut.

Tetapi, pengakuan berbeda disampaikan Kepala Sekolah SD Islam Terpadu Achmad Yani, Kota Malang, Mutini. Dia secara terus terang mengakui adanya kalimat tersebut.

"Saya awalnya juga tidak tahu, tetapi baru mengetahui setelah ada pemberitahuan di grup WA Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S)," terangnya.

Isi informasi di grup WA K3S tersebut, menyatakan, agar semua guru mengecek kembali buku kerja siswa untuk kelas lima, karena berisi kalimat yang tidak patut dibaca. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata memang benar ada kalimat tersebut.

Mutini akhirnya memutuskan, untuk menarik buku tersebut, dan menghapus kalimatnya, diganti dengan kalimat lain.

Buku tersebut, menurutnya baru satu minggu ini diedarkan kepada para siswa. Sehingga belum sempat dibaca dan dipelajari.

"Tadi sudah kami minta guru kelasnya untuk menariknya, dan menghapus kalimatnya. Kemudian diganti dengan kalimat baru, dan dikembalikan kepada para siswa," timpalnya.

Dengan adanya kejadian ini, akhirnya dia juga meminta para guru kelas mempelajari semua buku kerja siswa tersebut, mengantisipasi adanya kalimat-kalimat yang tidak patut untuk dibaca para pelajar tingkat sekolah dasar.

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Malang, Suwarjana mengaku belum mengetahui adanya kesalahan dalam kalimat di buku kerja siswa tersebut.

"Kami akan segera melakukan pengecekan. Apabila ada yang bermasalah, pastinya akan langsung kami cabut buku tersebut, agar tidak menimbulkan masalah pada para siswa," tegasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5190 seconds (0.1#10.140)