Gaet Wisatawan, Pasar Tradisional Sekitar Borobudur Dipercantik
loading...
A
A
A
MAGELANG - Pasar-pasar tradisional di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, memiliki peran penting dalam perkembangan pariwisata sekaligus penyokong ekonomi. Bukan hanya pedagang yang diedukasi untuk lebih ramah, namun pasarnya juga mesti ditata.
Di antaranya adalah Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek. Di sekitar pasar sudah berdiri Balkondes yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.
Salah satu pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan, senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata.
"Nggih remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," kata Marsinah, Kamis (16/7/2020).
Menurut Marsinah, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.
"Biasane ya lumayan, tapi saiki sepi mergo corona (sekarang sepi akibat Covid-19). Mugu-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," tandasnya.
Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng Hanung Triyono menerangkan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.
"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," ucap Hanung.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan, percepatan penataan kawasan Borobudur mesti dilakukan salah satu fokusnya penataan pasar tradisional.
"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka supporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah Pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mensuport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.
"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," terangnya.
Untuk itulah pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya, desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung.
Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan. (Baca juga: Satpol PP Salatiga Pantau Ketat Tempat Karaoke yang Beroperasi)
"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," pungkasnya.
Di antaranya adalah Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek. Di sekitar pasar sudah berdiri Balkondes yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.
Salah satu pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan, senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata.
"Nggih remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," kata Marsinah, Kamis (16/7/2020).
Menurut Marsinah, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.
"Biasane ya lumayan, tapi saiki sepi mergo corona (sekarang sepi akibat Covid-19). Mugu-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," tandasnya.
Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng Hanung Triyono menerangkan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.
"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," ucap Hanung.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan, percepatan penataan kawasan Borobudur mesti dilakukan salah satu fokusnya penataan pasar tradisional.
"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka supporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah Pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mensuport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.
"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," terangnya.
Untuk itulah pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya, desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung.
Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan. (Baca juga: Satpol PP Salatiga Pantau Ketat Tempat Karaoke yang Beroperasi)
"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," pungkasnya.
(boy)