Puncak Tingalan Dalem Jumenengan ke-19 SISKS PB XIII Berlangsung Sejuk dan Semarak
loading...
A
A
A
SOLO - Puncak acara Hajad Dalem Tingalan Dalem Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi berlangsung Kamis di Kota Solo, (16/2/2023) siang. Ditandai dengan pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang di Sasana Sewaka Keraton Kasunanan Surakarta (Solo).
Suasana sejuk dan semarak pun mengiringi pertunjukan tari yang hanya dipertunjukkan dalam waktu setahun sekali itu.
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kebudayaan GKR Ayu Koes Indriyah menghadiri Tingalan Dalem Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi. Partai Perindo dikenal sebagai partai yang inklusif, terbuka bagi WNI yang ingin berjuang untuk Indonesia Sejahtera.
Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta KP Edy Wirabhumi menyebut bahwa intisari dari penyelenggaraan Tinggalan Dalem Jumenengan adalah pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang. Tarian ini akan ditampilkan selama kurang lebih 1 jam 40 menit.
Tari sakral itu sendiri ditarikan oleh 9 penari wanita yang mengenakan busana pengantin perempuan jawa, yakni Dodot Ageng atau biasa disebut Basahan itu adalah inti dari penyelenggaraan Tinggalan Dalem Jumenengan.
"Intisarinya adalah menampilkan Bedhaya Ketawang yang memang hanya ditampilkan pada momen ini setahun sekali. Di tempat yang khusus tidak boleh dilakukan di mana-mana. Penarinya juga khusus tidak boleh sembarang penari," ujar Edy Wirabhumi di Kamandungan Keraton Kasunanan Solo, Kamis (16/02).
Dia mengakui adanya situasi yang sejuk dan semarak dalam pelaksanaan Tinggalan Jumenengan XIII ini. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya konflik internal Keraton Kasunanan selama 8 tahun belakangan.
"Ini kebetulan dengan bantuan mas Wali (Wali Kota Solo), suasananya lebih sejuk. Menurut saya juga lumrah jika kita menyelenggarakan ini dengan lebih semarak," beber dia.
Edy mengatakan jika seluruh kerabat Keraton Kasunanan dipersilahkan untuk hadir tanpa undangan.
"Kalau keluarga besar kami persilahkan untuk hadir tanpa undangan. Undangan itu hanya untuk tamu," katanya.
Menantu PB XII itu menambahkan jika Tingalan Dalem Jumenengan XII juga bertepatan dengan beberapa revitalisasi bangunan keraton yang sudah mulai dilakukan. Diantaranya pembenahan jendela-jendela yang lepas dan pengecatan ulang Songgobuwono.
"Jadi kami satu sisi menyambut jumenengan dalam waktu yang bersamaan kebetulan sedang melakukan revitalisasi," pungkasnya.
Suasana sejuk dan semarak pun mengiringi pertunjukan tari yang hanya dipertunjukkan dalam waktu setahun sekali itu.
Baca Juga
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kebudayaan GKR Ayu Koes Indriyah menghadiri Tingalan Dalem Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi. Partai Perindo dikenal sebagai partai yang inklusif, terbuka bagi WNI yang ingin berjuang untuk Indonesia Sejahtera.
Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta KP Edy Wirabhumi menyebut bahwa intisari dari penyelenggaraan Tinggalan Dalem Jumenengan adalah pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang. Tarian ini akan ditampilkan selama kurang lebih 1 jam 40 menit.
Tari sakral itu sendiri ditarikan oleh 9 penari wanita yang mengenakan busana pengantin perempuan jawa, yakni Dodot Ageng atau biasa disebut Basahan itu adalah inti dari penyelenggaraan Tinggalan Dalem Jumenengan.
"Intisarinya adalah menampilkan Bedhaya Ketawang yang memang hanya ditampilkan pada momen ini setahun sekali. Di tempat yang khusus tidak boleh dilakukan di mana-mana. Penarinya juga khusus tidak boleh sembarang penari," ujar Edy Wirabhumi di Kamandungan Keraton Kasunanan Solo, Kamis (16/02).
Dia mengakui adanya situasi yang sejuk dan semarak dalam pelaksanaan Tinggalan Jumenengan XIII ini. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya konflik internal Keraton Kasunanan selama 8 tahun belakangan.
"Ini kebetulan dengan bantuan mas Wali (Wali Kota Solo), suasananya lebih sejuk. Menurut saya juga lumrah jika kita menyelenggarakan ini dengan lebih semarak," beber dia.
Edy mengatakan jika seluruh kerabat Keraton Kasunanan dipersilahkan untuk hadir tanpa undangan.
"Kalau keluarga besar kami persilahkan untuk hadir tanpa undangan. Undangan itu hanya untuk tamu," katanya.
Menantu PB XII itu menambahkan jika Tingalan Dalem Jumenengan XII juga bertepatan dengan beberapa revitalisasi bangunan keraton yang sudah mulai dilakukan. Diantaranya pembenahan jendela-jendela yang lepas dan pengecatan ulang Songgobuwono.
"Jadi kami satu sisi menyambut jumenengan dalam waktu yang bersamaan kebetulan sedang melakukan revitalisasi," pungkasnya.
(shf)