Kisah Poligami Sunan Giri Menikahi 2 Wanita dalam Sehari
loading...
A
A
A
POLIGAMI sudah mendarah daging di Indonesia dan dunia. Tidak sedikit, mereka yang berbagi cinta atau hasrat seksual kepada lebih dari satu istri. Raja Amangkurat IV misalnya, memiliki 21 istri.
Tetapi tidak hanya raja, rakyat biasa, hingga ulama juga banyak yang melakukan poligami. Seperti yang akan dibahas dalam kisah poligami Sunan Giri kali ini. Sunan Giri menikah dengan dua orang wanita dalam sehari.
Sunan Giri atau Joko Samudro atau Raden Paku adalah satu dari sembilan wali, penyebar agama Islam di Jawa.
Dia mendirikan pusat dakwah Islam untuk wilayah Jawa dan Indonesia bagian timur, hingga Kepulauan Maluku dalam bentuk pemerintahan yang mandiri, di Giri Kedaton Gresik.
Sunan Giri memiliki dua orang istri. Pertama bernama Dewi Mustasiah yang merupakan putri Sunan Ampel, dan Dewi Wardah yang merupakan putri Sunan Bungkul. Keduanya dinikahi dalam hari yang sama.
Dilansir dari Conie Wishnu W, Kanjeng Sunan Kalijaga, Jejak-Jejak Sang Legenda, kisah itu bermula saat Ki Ageng Supa Bungkul mempunyai pohon delima di pekarangan depan rumahnya yang hanya berbuah 1 butir.
"Siapapun yang mencoba untuk mengambil buah tersebut pasti mengalami nasib celaka, kalau tidak tertimpa penyakit, pasti meninggal dunia," katanya, dikutip pada halaman 148.
Akhirnya, Ki Ageng Supa Buntal bernazar bahwa bila ada yang selamat tertimpa buah delima miliknya, maka akan dijodohkan dengan putri kesayangannya Dewi Wardah.
Tetapi tidak hanya raja, rakyat biasa, hingga ulama juga banyak yang melakukan poligami. Seperti yang akan dibahas dalam kisah poligami Sunan Giri kali ini. Sunan Giri menikah dengan dua orang wanita dalam sehari.
Sunan Giri atau Joko Samudro atau Raden Paku adalah satu dari sembilan wali, penyebar agama Islam di Jawa.
Dia mendirikan pusat dakwah Islam untuk wilayah Jawa dan Indonesia bagian timur, hingga Kepulauan Maluku dalam bentuk pemerintahan yang mandiri, di Giri Kedaton Gresik.
Sunan Giri memiliki dua orang istri. Pertama bernama Dewi Mustasiah yang merupakan putri Sunan Ampel, dan Dewi Wardah yang merupakan putri Sunan Bungkul. Keduanya dinikahi dalam hari yang sama.
Dilansir dari Conie Wishnu W, Kanjeng Sunan Kalijaga, Jejak-Jejak Sang Legenda, kisah itu bermula saat Ki Ageng Supa Bungkul mempunyai pohon delima di pekarangan depan rumahnya yang hanya berbuah 1 butir.
"Siapapun yang mencoba untuk mengambil buah tersebut pasti mengalami nasib celaka, kalau tidak tertimpa penyakit, pasti meninggal dunia," katanya, dikutip pada halaman 148.
Akhirnya, Ki Ageng Supa Buntal bernazar bahwa bila ada yang selamat tertimpa buah delima miliknya, maka akan dijodohkan dengan putri kesayangannya Dewi Wardah.