Sejumlah Tokoh Minta Masyarakat Tetap Jaga Situasi yang Makin Kondusif di Morut
loading...
A
A
A
MOROWALI UTARA - Pascabentrokan di PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) beberapa waktu lalu, situasi sudah makin kondusif. Para tenaga kerja lokal serta TKA bekerja seperti biasa dan operasional perusahaan berjalan normal, meski masih dijaga oleh aparat keamanan.
Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan ormas lainnya memberikan pernyataan terkait makin kondusifnya situasi di Morowali Utara (Morut) dan di PT. GNI.
Menurut mereka, jika situasi kondusif maka aktivitas investasi di wilayah Morut akan maju. Dengan demikian, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di daerah Morut juga akan meningkat.
Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tengah (MUI Sulteng), Habib Ali bin Muhammad Aljufri berharap agar semua pihak dapat menahan diri agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Karena bagaimanapun kegiatan investasi itu ada manfaatnya untuk masyarakat. Masalah ini harus bisa diselesaikan dan dimediasi secara cepat karena kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh PT GNI, tetapi juga pihak lain,” ujarnya.
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Morowali Utara, ustadz Faisal Dg. Siame, memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat dan pekerja PT. GNI untuk membantu dalam menciptakan situasi yang kondusif.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Morowali Utara untuk tetap beraktivitas sebagaimana biasa khususnya kepada seluruh karyawan, pekerja yang berada di lingkup perusahaan PT. GNI,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua PCNU Tolitoli, Jabir Rabbile, yaitu untuk menghindari terjadi insiden lagi perlu ada pertemuan TKA dan TKI sebulan atau tiga bulan sekali. Hal ini penting agar tidak terjadi gap antar TKA dan TKI. Selain itu, dapat memunculkan interaksi dan keharmonisan antar kedua pihak.
“Kehadiran perusahaan asing dinegara kita merupakan keharusan agar dapat menyerap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran di daerah, kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat lokal,” ucap Jabir Rabbile.
Sementara itu, Ketua Adat Wulanderi Bunta Kabupaten Morowali Utara, Drs. J. Pode Tobogu mengatakan kehadiran PT. GNI dapat memberikan efek ganda yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Morut.
“Masyarakat adat Bunta mendukung kehadiran PT. GNI karena memberikan kontribusi yang besar bagi Kabupaten Morut dan meningkatkan pendapatan negara bukan pajak, retribusi dan CSR," katanya.
Sedangkan, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Morut, Waris Kandori berharap semua pihak melakukan evaluasi agar insiden di PT GNI tidak terulang.
Masyarakat Morut sangat merespon positif keberadaan investasi, karena mampu memberikan peningkatan perekonomian rakyat.
Sebelumnya, untuk mempererat kembali tali persaudaraan dengan warga dan pekerja lokal, PT GNI mengadakan kegiatan sosial berupa pemberian bantuan ke panti asuhan dan perlombaan yang diikuti oleh TKI dan TKA guna menyambut perayaan Imlek 2023.
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan situasi agar terus kondusif, dan terjadi harmonisasi antar pekerja sehingga kegiatan investasi bisa berjalan normal.
Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan ormas lainnya memberikan pernyataan terkait makin kondusifnya situasi di Morowali Utara (Morut) dan di PT. GNI.
Menurut mereka, jika situasi kondusif maka aktivitas investasi di wilayah Morut akan maju. Dengan demikian, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di daerah Morut juga akan meningkat.
Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tengah (MUI Sulteng), Habib Ali bin Muhammad Aljufri berharap agar semua pihak dapat menahan diri agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Karena bagaimanapun kegiatan investasi itu ada manfaatnya untuk masyarakat. Masalah ini harus bisa diselesaikan dan dimediasi secara cepat karena kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh PT GNI, tetapi juga pihak lain,” ujarnya.
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Morowali Utara, ustadz Faisal Dg. Siame, memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat dan pekerja PT. GNI untuk membantu dalam menciptakan situasi yang kondusif.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Morowali Utara untuk tetap beraktivitas sebagaimana biasa khususnya kepada seluruh karyawan, pekerja yang berada di lingkup perusahaan PT. GNI,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua PCNU Tolitoli, Jabir Rabbile, yaitu untuk menghindari terjadi insiden lagi perlu ada pertemuan TKA dan TKI sebulan atau tiga bulan sekali. Hal ini penting agar tidak terjadi gap antar TKA dan TKI. Selain itu, dapat memunculkan interaksi dan keharmonisan antar kedua pihak.
“Kehadiran perusahaan asing dinegara kita merupakan keharusan agar dapat menyerap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran di daerah, kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat lokal,” ucap Jabir Rabbile.
Sementara itu, Ketua Adat Wulanderi Bunta Kabupaten Morowali Utara, Drs. J. Pode Tobogu mengatakan kehadiran PT. GNI dapat memberikan efek ganda yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Morut.
“Masyarakat adat Bunta mendukung kehadiran PT. GNI karena memberikan kontribusi yang besar bagi Kabupaten Morut dan meningkatkan pendapatan negara bukan pajak, retribusi dan CSR," katanya.
Sedangkan, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Morut, Waris Kandori berharap semua pihak melakukan evaluasi agar insiden di PT GNI tidak terulang.
Masyarakat Morut sangat merespon positif keberadaan investasi, karena mampu memberikan peningkatan perekonomian rakyat.
Sebelumnya, untuk mempererat kembali tali persaudaraan dengan warga dan pekerja lokal, PT GNI mengadakan kegiatan sosial berupa pemberian bantuan ke panti asuhan dan perlombaan yang diikuti oleh TKI dan TKA guna menyambut perayaan Imlek 2023.
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan situasi agar terus kondusif, dan terjadi harmonisasi antar pekerja sehingga kegiatan investasi bisa berjalan normal.
(nag)