Perjuangan Suham Rela Tidur di Masjid Demi Dampingi Anaknya Bertanding di Porseni NU

Sabtu, 21 Januari 2023 - 18:27 WIB
loading...
Perjuangan Suham Rela...
Orang tua atlet Porseni NU di Solo, Jateng rela datang mendampingi anaknya bertanding. Foto/Ist
A A A
SOLO - Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung di Kota Solo, Jawa Tengah pada 13-22 Januari meninggalkan banyak cerita menarik. Di antaranya orang tua atlet yang rela menginap di masjid demi mendampingi anaknya bertanding.

Seperti dijalani Suham dan istrinya yang datang jauh-jauh dari Kudus ke Solo untuk mendampingi sang buah hati, Muhammad Diky Ariyanto.



Diky, siswa SMA Al-Ma'Ruf Kudus itu mengikuti kompetisi cabang olah raga sepak bola Porseni NU.

Dia terpilih menjadi salah satu pemain yang mewakili tim sepakbola pelajar untuk perwakilan PWNU Jawa Tengah.

Mengetahui sang anak akan berkompetisi di Porseni NU, Suham pun tanpa ragu langsung berangkat ke Solo.

"Saya mendampingi anak saya sejak awal kompetisi sampai akhir," kata Suham, Jumat (20/1/2023).



Suham berangkat dari Kudus ke Solo menggunakan biaya pribadi. Selama sepekan berada di Solo, Suham dan istrinya tidur di masjid dekat asrama para atlet.

"Alhamdulilah bisa sekalian ibadah. Selesai ibadah, saya tidur di pojokan masjid," katanya.

Jarak yang dekat antara masjid tempatnya menginap dengan asrama para atlet membuat Suham dan Istri bisa secara rutin mendampingi Diky.

Mereka juga tentunya tidak pernah melewatkan pertandingan dan selalu menonton anaknya saat bertanding di rumput hijau. Suham pun sangat bangga karena tim anaknya bisa mencapai partai final.

"Alhamdulilah, besok (Sabtu 21/1) finalnya. Perjuangan saya mendampingi anak tidak sia-sia," katanya.

Apapun hasil partai final besok. Suham tak ambil pusing. Melihat anaknya bisa mencapai partai final saja ia sudah bangga.

Suham menyatakan Porseni NU ini adalah acara yang bisa mengembangkan potensi para santi, pelajar dan mahasiswa NU.

Ketua Porseni NU Nusron Wahid menjelaskan, dalam ajang ini sebanyak 3.643 putra putri madrasah dari tiap pengurus wilayah NU (PWNU) akan berkompetisi menjadi yang terbaik.

Para putra-putri NU yang berkompetisi terdiri dari usia 18-23 tahun, atau jenjang SMA sederajat hingga perguruan tinggi.

"Kegiatan ini mempertemukan solidaritas tiga unsur penting NU, yaitu santri, pelajar dan mahasiswa," katanya.

“Kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan sejak satu abad Nahdlatul Ulama," tandasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1427 seconds (0.1#10.140)